Jakarta: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan telah menyusun strategi mengatasi defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Salah satunya, dengan melibatkan unicorn, istilah untuk perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$1 miliar.
"Mengaktifkan unicorn dalam sisi sosial dengan melepaskan sekat- dinding tempat praktek tanpa melibatkan anggaran BPJS Kesehatan," kata Terawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
Terawan mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki aplikasi konsultasi medis gratis bernama Sehatpedia. Dalam aplikasi itu ada 638 dokter yang mau memberikan informasi atau konsultasi secara gratis. Terawan ingin menghubungkan aplikasi tersebut dengan unicorn.
"Artinya, sisi luhur kearifan kita masih ada dan itulah yang mau saya dorong bahwa segala sesuatu tidak bisa didorong dari skala materi saja," ucap Terawan.
Selain melibatkan unicorn, Terawan berencana membentuk tim kecil yang akan membahas tentang penanggulangan defisit Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kemudian, menginisiasi gerakan moral untuk menangani masalah BPJS.
Terawan juga akan mendorong keterlibatan filantropis dalam permasalahan defisit BPJS Kesehatan. Selanjutnya, ia ingin berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa menurunkan harga obat.
"Kami akan selalu minta pendapat dari dewan yang terhormat untuk saya bisa bikin terobosannya," ungkapnya.
Terawan juga ingin menata kembali formularium nasional (fornas) atau daftar penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk pelayanan kesehatan JKN. Cara lainnya, yakni dengan meningkatkan penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri.
Jakarta: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan telah menyusun strategi mengatasi defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan. Salah satunya, dengan melibatkan unicorn, istilah untuk perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$1 miliar.
"Mengaktifkan unicorn dalam sisi sosial dengan melepaskan sekat- dinding tempat praktek tanpa melibatkan anggaran BPJS Kesehatan," kata Terawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
Terawan mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki aplikasi konsultasi medis gratis bernama Sehatpedia. Dalam aplikasi itu ada 638 dokter yang mau memberikan informasi atau konsultasi secara gratis. Terawan ingin menghubungkan aplikasi tersebut dengan unicorn.
"Artinya, sisi luhur kearifan kita masih ada dan itulah yang mau saya dorong bahwa segala sesuatu tidak bisa didorong dari skala materi saja," ucap Terawan.
Selain melibatkan unicorn, Terawan berencana membentuk tim kecil yang akan membahas tentang penanggulangan defisit Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kemudian, menginisiasi gerakan moral untuk menangani masalah BPJS.
Terawan juga akan mendorong keterlibatan filantropis dalam permasalahan defisit BPJS Kesehatan. Selanjutnya, ia ingin berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar bisa menurunkan harga obat.
"Kami akan selalu minta pendapat dari dewan yang terhormat untuk saya bisa bikin terobosannya," ungkapnya.
Terawan juga ingin menata kembali formularium nasional (fornas) atau daftar penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk pelayanan kesehatan JKN. Cara lainnya, yakni dengan meningkatkan penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)
