Metrotvnnews.com, Jakarta: Kasus penyelundupan senjata ilegal di Darfur, Sudan, jangan jadi bola liar. Indonesian Police and Strategic Studies Institute (Ipolis Institute) meminta Polri segera investigasi langsung di Sudan untuk memastikan ada atau tidak polisi yang terlibat kasus tersebut.
Sebab, informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan adanya keterlibatan aparat Indonesia dalam upaya penyelundupan senjata itu. Kabar simpang siur ini tentu mengejutkan masyarakat yang akhir-akhir ini, menurut Edi, mulai percaya kepada Polri.
Dugaan polisi terlibat bukan hanya merugikan citra Polri di mata masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia. Menurut Edi, bukan tidak mungkin kasus ini sengaja dimunculkan untuk menjatuhkan wibawa Polri di mata dunia. Karena itu, penting bagi Polri untuk mencari kebenaran informasi tersebut.
"Kami minta tim investigasi Polri turun segera ke Sudan untuk memastikan apakah ada anggota Polri yang terlibat dan membantu Formed Police Unit Indonesia," kata Ketua Ipolis Institute Edi Hasibuan melalui keterangan tertulis, Selasa (24/1/2017).
Mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional ini percaya polisi Sudan menangani kasus ini dengan profesional. Edi juga mengapresiasi jasa anggota Polri yang bertugas sebagai FPU di Sudan. Mereka berangkat ke Sudan membawa nama baik Indonesia.
Edi mendapat informasi, 10 koper berisi senjata api ilegal tanpa label FPU itu bukan milik anggota Polri. "Semua koper anggota Polri berlabel FPU. Namun, kita tunggu saja hasil investigasi polisi Sudan," ujarnya.
Salah satu media Sudan memberitakan adanya penangkapan oleh otoritas lokal terhadap personel pasukan perdamaian Indonesia di Darfur.
Menurut artikel di The Sudanese Media Center, Sabtu 21 Januari, personel RI yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian Unamid itu ditangkap di Bandara Al Fashir pada Jumat waktu setempat atas percobaan penyelundupan senjata beserta amunisi dan beberapa mineral berharga.
Barang selundupan meliputi senjata api dan amunisi, termasuk 29 senapan Kalashnikov, 4 senjata, 6 GM3 dan 64 beragam jenis pistol.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Wuryanto menegaskan tidak ada satu pun anggota TNI yang saat ini menjadi pasukan penjaga perdamaian di Darfur terlibat dalam penyelundupan senjata. Tentara Indonesia yang masuk pasukan penjaga perdamaian di Darfur akan kembali ke Tanah Air pada Maret 2017.
Polri juga membantah adanya keterlibatan polisi dalam kasus penyelundupan senjata di Darfur. Selengkapnya klik: Polri Tegaskan Petugas Perdamaian di Sudan bukan Ditangkap
Metrotvnnews.com, Jakarta: Kasus penyelundupan senjata ilegal di Darfur, Sudan, jangan jadi bola liar. Indonesian Police and Strategic Studies Institute (Ipolis Institute) meminta Polri segera investigasi langsung di Sudan untuk memastikan ada atau tidak polisi yang terlibat kasus tersebut.
Sebab, informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan adanya keterlibatan aparat Indonesia dalam upaya penyelundupan senjata itu. Kabar simpang siur ini tentu mengejutkan masyarakat yang akhir-akhir ini, menurut Edi, mulai percaya kepada Polri.
Dugaan polisi terlibat bukan hanya merugikan citra Polri di mata masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia. Menurut Edi, bukan tidak mungkin kasus ini sengaja dimunculkan untuk menjatuhkan wibawa Polri di mata dunia. Karena itu, penting bagi Polri untuk mencari kebenaran informasi tersebut.
"Kami minta tim investigasi Polri turun segera ke Sudan untuk memastikan apakah ada anggota Polri yang terlibat dan membantu Formed Police Unit Indonesia," kata Ketua Ipolis Institute Edi Hasibuan melalui keterangan tertulis, Selasa (24/1/2017).
Mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional ini percaya polisi Sudan menangani kasus ini dengan profesional. Edi juga mengapresiasi jasa anggota Polri yang bertugas sebagai FPU di Sudan. Mereka berangkat ke Sudan membawa nama baik Indonesia.
Edi mendapat informasi, 10 koper berisi senjata api ilegal tanpa label FPU itu bukan milik anggota Polri. "Semua koper anggota Polri berlabel FPU. Namun, kita tunggu saja hasil investigasi polisi Sudan," ujarnya.
Salah satu media Sudan memberitakan adanya penangkapan oleh otoritas lokal terhadap personel pasukan perdamaian Indonesia di Darfur.
Menurut artikel di The Sudanese Media Center, Sabtu 21 Januari, personel RI yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian Unamid itu ditangkap di Bandara Al Fashir pada Jumat waktu setempat atas percobaan penyelundupan senjata beserta amunisi dan beberapa mineral berharga.
Barang selundupan meliputi senjata api dan amunisi, termasuk 29 senapan Kalashnikov, 4 senjata, 6 GM3 dan 64 beragam jenis pistol.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Wuryanto menegaskan tidak ada satu pun anggota TNI yang saat ini menjadi pasukan penjaga perdamaian di Darfur terlibat dalam penyelundupan senjata. Tentara Indonesia yang masuk pasukan penjaga perdamaian di Darfur akan kembali ke Tanah Air pada Maret 2017.
Polri juga membantah adanya keterlibatan polisi dalam kasus penyelundupan senjata di Darfur. Selengkapnya
klik: Polri Tegaskan Petugas Perdamaian di Sudan bukan Ditangkap Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)