Angka kematian ibu di Indonesia. Foto: MI/Caksono
Angka kematian ibu di Indonesia. Foto: MI/Caksono

Angka Kematian Ibu Masih Tinggi

Indriyani Astuti • 20 Desember 2016 20:28
Metrootvnews.com, Jakarta: Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi. Data Kementerian Kesehatan pada 2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang.
 
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Keluarga Kemenkes Eni Gustina, tingginya angka kematian pada ibu dipengaruhi status kesehatan dan gizi rendah. Sekitar 28,8% ibu hamil menderita hipertensi.
 
Eni mengatakan, hipertensi bisa mengakibatkan gangguan kardiovaskuler yang menjadi faktor penyebab kematian pada ibu saat melahirkan.
 
"Selain itu 32,9% ibu hamil mengalami obesitas dan 37,1% menderita anemia, bisa dikarenakan faktor gizi dan asupan makanan yang kurang," kata Eni dalam diskusi Ibu Sehat, Anak Cerdas Berkualitas yang diselenggarakan Kemenkes dalam rangka menyambut Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember di Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Menurut Eni, AKI berkolerasi dengan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai upaya meminimalkan faktor risiko keduanya, para ibu hamil diimbau rutin memeriksakan kesehatannya. Paling tidak setiap empat bulan sekali.
 
"Intervensi pemerintah untuk masalah ini dimulai dari ibu saat hamil, dilakukan pemeriksaan secara rutin sebagai rangkaian pelayanan antenatal secara terpadu. Setiap ibu hamil diberikan stiker P4K untuk ditempel di rumah dan buku KIA sebagai panduan," ujar Eni.
 
P4K adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. Setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau. Stiker itu berisi data ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transport yang digunakan dan calon donor darah.
 
"Sehingga ibu hamil mendapatkan pelayanan yang paripurna. Kita mendorong para ibu menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)," imbuhnya.
 
Permasalahannya, lanjut Eni, cangkupan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dan bersalin di fasilitas kesehatan baru sekitar 74,7%. Data itu didapat dari Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016.
 
"Artinya masih ada 25% ibu janin yang tumbuh dan berkembang dalam kandungan ibu tidak terpantau oleh tenaga kesehatan," tutur Eni.
 
Di samping faktor kesehatan, Kemenkes juga mencatat persalinan pada usia muda turut menyumbang tingginya angka kematian ibu. Eni menyebut 46,7% perempuan menikah di usia 10-19 tahun. Hal ini mengakibatkan kehamilan pada usia muda. Dikatakannya, pada ibu yang melahirkan di usia di bawah 19 tahun, risiko kematiannya bisa meningkat karena belum siapnya rahim. Sedangkan, usia ideal melahirkan pada perempuan 23 tahun.
 
"Ketika memasuki usia pranikah kita persiapkan konseling dan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah agar mereka paham dan hamil pada usia yang sudah siap, sehingga bisa melahirkan generasi yang sehat," kata Eni.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan