medcom.id, Jakarta: Ada ratusan ribu masyarakat Indonesia yang terinfeksi virus HIV. Persisnya 191.073 jiwa. Jumlah tersebut terhitung sejak 2005 sampai dengan Desember 2015.
Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek mengimbau masyarakat peduli HIV/AIDS dengan slogan TOP. TOP adalah kependekan dari 'Temukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Obati dengan antiretroviral (ARV) dan Pertahankan kualitas hidup ODHA'.
"Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi bersama dengan Provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah”, ujar Nila pada acara puncak peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2016 di Surabaya, Kamis (1/12/2016).
Baca: 72 Persen Penderita HIV di Jakarta Adalah Pria
Faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual (66%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (pengguna napza suntik yang dikarenakan ketergantungan) (11%), lelaki seks dengan lelaki (3%), serta penularan dari ibu ke anak (3%).
Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (10.626), disusul tenaga non professional/karyawan (9.603), wiraswasta (9.439), petani/peternak/nelayan (3.674), buruh kasar (3.191), penjaja seks (2.578), PNS (1.819), dan anak sekolah/mahasiswa (1.764).
Data ini menjadi dasar membuat strategi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS. Yaitu dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat.
Nila menjelaskan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah bersama dengan seluruh lapisan masyarakat.
Diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, aktif dalam pembangunan kesehatan, dan menjadi penggerak dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
“Prinsip dasar dalam Strategi Nasional Pengendalian HIV/AIDS adalah dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang mencakup: organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan," kata Menkes.
Menkes menambahkan Kampanye Peduli HIV/AIDS yang dilakukan saat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Juga untuk menggerakkan peran serta aktif masyarakat secara luas dalam upaya pencegahan penularan HIV, menumbuhkan kesadaran tentang perlunya tes HIV untuk semua orang, serta menghilangkan stigma untuk HIV.
"Kami berharap dan menyampaikan ajakan pada semua masyarakat untuk tidak ragu-ragu maupun takut dalam melakukan tes HIV, tidak melakukan diskriminasi maupun stigma pada orang yang melakukan tes HIV, dan tidak menstigma orang yang terinfeksi HIV, dikarenakan semua orang berpeluang untuk terinfeksi HIV”, pinta Nila.
Acara hari ini diadakan setelah beberapa rangkaian acara sebelumnya, seperti Kampanye Peduli HIV/AIDS pada siswa SMA di Kota Batam, Kepulauan Riau; Kampanye Keluarga Peduli HIV/AIDS pada Keluarga Nelayan di Sukabumi, Jawa Barat; dan Kampanye serta Tes HIV di 10 wilayah di Kota Malang dan Kota Surabaya Jawa Timur.
Tema Nasional Hari AIDS Sedunia tahun 2016 adalah “Mari Kita Berubah, Masa Depan Gemilang Tanpa Penularan HIV”. Tema ini relevan dengan upaya Pemerintah bersama masyarakat untuk mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam Pembangunan Kesehatan, termasuk dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS.
medcom.id, Jakarta: Ada ratusan ribu masyarakat Indonesia yang terinfeksi virus HIV. Persisnya 191.073 jiwa. Jumlah tersebut terhitung sejak 2005 sampai dengan Desember 2015.
Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek mengimbau masyarakat peduli HIV/AIDS dengan slogan TOP. TOP adalah kependekan dari 'Temukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Obati dengan antiretroviral (ARV) dan Pertahankan kualitas hidup ODHA'.
"Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi bersama dengan Provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah”, ujar Nila pada acara puncak peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2016 di Surabaya, Kamis (1/12/2016).
Baca: 72 Persen Penderita HIV di Jakarta Adalah Pria
Faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual (66%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (pengguna napza suntik yang dikarenakan ketergantungan) (11%), lelaki seks dengan lelaki (3%), serta penularan dari ibu ke anak (3%).
Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (10.626), disusul tenaga non professional/karyawan (9.603), wiraswasta (9.439), petani/peternak/nelayan (3.674), buruh kasar (3.191), penjaja seks (2.578), PNS (1.819), dan anak sekolah/mahasiswa (1.764).
Data ini menjadi dasar membuat strategi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS. Yaitu dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat.
Nila menjelaskan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah bersama dengan seluruh lapisan masyarakat.
Diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berperilaku hidup sehat, mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, aktif dalam pembangunan kesehatan, dan menjadi penggerak dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
“Prinsip dasar dalam Strategi Nasional Pengendalian HIV/AIDS adalah dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang mencakup: organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan," kata Menkes.
Menkes menambahkan Kampanye Peduli HIV/AIDS yang dilakukan saat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Juga untuk menggerakkan peran serta aktif masyarakat secara luas dalam upaya pencegahan penularan HIV, menumbuhkan kesadaran tentang perlunya tes HIV untuk semua orang, serta menghilangkan stigma untuk HIV.
"Kami berharap dan menyampaikan ajakan pada semua masyarakat untuk tidak ragu-ragu maupun takut dalam melakukan tes HIV, tidak melakukan diskriminasi maupun stigma pada orang yang melakukan tes HIV, dan tidak menstigma orang yang terinfeksi HIV, dikarenakan semua orang berpeluang untuk terinfeksi HIV”, pinta Nila.
Acara hari ini diadakan setelah beberapa rangkaian acara sebelumnya, seperti Kampanye Peduli HIV/AIDS pada siswa SMA di Kota Batam, Kepulauan Riau; Kampanye Keluarga Peduli HIV/AIDS pada Keluarga Nelayan di Sukabumi, Jawa Barat; dan Kampanye serta Tes HIV di 10 wilayah di Kota Malang dan Kota Surabaya Jawa Timur.
Tema Nasional Hari AIDS Sedunia tahun 2016 adalah “Mari Kita Berubah, Masa Depan Gemilang Tanpa Penularan HIV”. Tema ini relevan dengan upaya Pemerintah bersama masyarakat untuk mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam Pembangunan Kesehatan, termasuk dalam Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)