medcom.id, Jakarta: Direktur Operasional Basarnas dan Pelatihan Basarnas, SB Supriyadi menjelaskan, jika side scan yang menempel di sejumlah kapal evakuasi sudah menangkap gambar beberapa benda berjenis logam. Logam itu diduga badan pesawat AirAsia QZ 8501 yang diduga terbelah menjadi dua.
"Ini sepertinya patah berpisah antara ekor dan badan. Ada beberapa potongan, ada yang tujuh meter, empat meter, dan 12 meter. Masih beragam," kata Supriyadi, di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1/2015).
Supriyadi menduga titik logam yang terdeteksi dari alat sonar milik kapal laut itu merupakan bagian dari tubuh pesawat. Namun, hal itu belum bisa dipastikan.
Dia menjelaskan, side scan bekerja berdasarkan pantulan metal di bawah laut yang menggunakan sonar. "Tapi lautnya sekarang butek, jadi kita belum bisa menyimpulkan. Ini juga yang menganggu deteksi sonar," jelas dia.
medcom.id, Jakarta: Direktur Operasional Basarnas dan Pelatihan Basarnas, SB Supriyadi menjelaskan, jika
side scan yang menempel di sejumlah kapal evakuasi sudah menangkap gambar beberapa benda berjenis logam. Logam itu diduga badan pesawat AirAsia QZ 8501 yang diduga terbelah menjadi dua.
"Ini sepertinya patah berpisah antara ekor dan badan. Ada beberapa potongan, ada yang tujuh meter, empat meter, dan 12 meter. Masih beragam," kata Supriyadi, di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1/2015).
Supriyadi menduga titik logam yang terdeteksi dari alat sonar milik kapal laut itu merupakan bagian dari tubuh pesawat. Namun, hal itu belum bisa dipastikan.
Dia menjelaskan,
side scan bekerja berdasarkan pantulan metal di bawah laut yang menggunakan sonar. "Tapi lautnya sekarang butek, jadi kita belum bisa menyimpulkan. Ini juga yang menganggu deteksi sonar," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)