Sosialisasi pentingnya berzakat Dompet Dhuafa/MTVN/Suci
Sosialisasi pentingnya berzakat Dompet Dhuafa/MTVN/Suci

Sosialisasi Pentingnya Berzakat Lewat #zakat360

Suci Sedya Utami • 21 Mei 2017 10:25
medcom.id, Jakarta: Menyambut datangnya ramadan 1438 Hijriah, Dompet Dhuafa menggelar sosialisasi berkonsep edutaiment pentingnya membayar zakat yang diberi nama #zakat360. Sosialisasi dilakukan di sela kegiatan car free day (CFD) di Jakarta yang diikuti kurang lebih 200 partisipan.
 
"Kami melakukan kegiatan edutaiment kali ini mengingatkan sebentar lagi bulan suci ramadan tapi dengan cara menghibur dan mengimbau agar berbuat satu kebaikan dalam satu hari," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan kepada Metrotvnews.com di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu 21 Mei 2017.
 
Menurut Imam, aksi serupa sudah lebih dari lima kali dilaksanakan di area CFD. Lokasi itu selalu dipenuhi masyarakat dan menjadi sarana mensosialisasikan gerakan membayar zakat.

Kegiatan dimulai sejak pukul 06.00 WIB dengan mengadakan longmarch dari jalan Imam Bonjol-Patung Sudirman-Menara BCA Bundaran HI dan dihibur marching band dari Sekolah Smart Cibinong yang didirikan Dompet Dhuafa. Aksi dilakukan untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya berzakat.
 
Imam menyadari, hingga kini sosialisasi yang kurang gencar membuat setoran zakat yang ada di lembaga resmi Basarnas baru enam persen. Padahal, setiap tahun seharusnya potensi zakat hingga Rp200 triliun.
 
"Tugas kami Dompet Dhuafa sebagai lembaga pengumpul zakat uang bersertifikat mengajak ayo anda berzakat menyambut ramadan bukan hanya zakat fitrah tapi ada zakat lain, zakat profesi, zakat mal, zakat perniagaan, zakat pertanian zakat perhiasan," jelas dia.
 
Kegiatan dilakukan di 17 wilayah. Di Indonesia, kegiatan itu dilaksanakan di Semarang, Jogja, Riau, Sulawesi. Sedangkan di luar negeri keguatan yang dlaksanakan dengan membagikan imbauan berupa leaflet, balon, dan berbagai media komunikasi lainnya.
 
Imam mengklaim, program #zakat360 dapat mengubah kualitas hidup manusia dengan memutus rantai kemiskinan. Sebab, kemiskinan akan merembet pada kesehatan. Apabila kesehatan terganggu, orang tak bisa bekerja dan tak mendapat penghasilan, lantas efeknya pada anak-anak yang tak bisa mengenyam pendidikan dengan baik.
 
"Enggak punya edukasi etika estetika budaya sehingga rentan sekali utk bertindak kegiatan yang diprovokasi sehingga bisa miskin keyakinan dan berpotensi melakukan gerakan menyimpang yang dilarang agama," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan