Foto pemenang lomba membaca teks proklamasi mirip Presiden RI pertama Soekarno versi Fraksi PKS DPR RI, pada Jumat 18 Agustus 2017. Dok.Fraksi PKS DPR
Foto pemenang lomba membaca teks proklamasi mirip Presiden RI pertama Soekarno versi Fraksi PKS DPR RI, pada Jumat 18 Agustus 2017. Dok.Fraksi PKS DPR

Makna Kemerdekaan dari Pemenang Lomba Membaca Teks Proklamasi Mirip Soekarno

M Rodhi Aulia • 21 Agustus 2017 01:28
medcom.id, Jakarta: Sebanyak tiga orang ditetapkan sebagai pemenang lomba membaca teks proklamasi mirip Presiden RI pertama Soekarno versi Fraksi PKS DPR RI, pada Jumat 18 Agustus 2017. Mereka adalah Aris Setiadi, juara pertama, Ahmad Mustaqim, juara kedua, dan Faisal Basri, juara ketiga.
 
Mereka bertiga tak lantas berhenti mengenang kemerdekaan pascalomba tersebut. Tapi sejatinya mereka memiliki makna yang mendalam terhadap kemerdekaan, apalagi telah memasuki usia kemerdekaan yang ke-72.
 
"Saya berharap nasionalisme Bung Karno dapat menular kepada diri saya pribadi. Saya juga berharap pemuda dan pemudi Indonesia juga punya rasa nasionalisme dan semangat dalam membangun negeri tercinta ini," kata Aris saat dihubungi, Minggu 20 Agustus 2017.

Menurut warga Wonogiri, Jawa Tengah ini, kemerdekaan merupakan anugerah dari Tuhan yang Maha Esa. Aris merasa bersyukur menerima warisan kemerdekaan ini.
 
"Tugas kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Apapun itu yang penting berguna dan bermanfaat bagi republik ini," ungkap Aris.
 
Aris sedikit mengungkapkan proses hingga akhirnya ia dipilih dewan juri sebagai pemenang. Adapun dewan jurinya, terdiri dari Hidayat Nur Wahid sebagai ketua, Komjen (Purn) Adang Dorodjatun dan M. Irfan Hidayatullah.
 
"Untuk menunjang penampilan, saya berlatih dua kali sehari, selama dua pekan. Setiap selepas Zuhur dan malam sebelum tidur," jelas Aris.
 
Tak kalah dengan Aris, Ahmad Mustaqim juga memiliki makna tersendiri terhadap kemerdekaan Indonesia. Bagi Ahmad, kemerdekaan itu adalah adanya kebebasan berekspresi di wilayah NKRI tanpa melanggar hukum yang ada. 
 
"Tujuan berekspresi itu selain meningkatkan kemampuan diri juga untuk memberi kontribusi terhadap Indonesia," ujar Ahmad.
 
Ahmad yang berasal dari Jawa Tengah ini mengaku kagum dengan sosok Bung Karno. Ia pribadi berharap bisa meneladani kepemimpinan Bung Karno.
 
"Tidak hanya dari cara beliau membaca teks proklamasi tapi juga sikap kepemimpinan beliau dalam menyatukan NKRI," ujar dia.
 
Ahmad juga mengungkapkan sedikit cerita hingga ia bisa masuk final. Berawal dari sang istri yang mendorong dirinya untuk berpartisipasi dalam acara yang dimaksudkan untuk mengenang proklamator dan menjaga warisan kemerdekaan ini dengan sungguh-sungguh.
 
"Akhirnya saya berangkat ke Jakarta dengan modal semangat dan dukungan dari keluarga yang ada di rumah dan keluarga kakak kandung di Jakarta, yang saya numpang tidur di sana. Dan dukungan dari teman-teman alhamdulillah bisa juara dua," tandas Ahmad.
 
Sementara Faisal memaknai kemerdekaan sebagai momentum mengingat kembali perjuangan para pahlawan. Selain itu sebagai langkah maju meneruskan perjuangan para pahlawan terutama bagi generasi pemuda.
 
"Tantangannya sudah jauh berbeda. Permasalahan yang dihadapi tentu berbeda pula. Semoga saya dan para generasi pemuda lainnya bisa meneruskan dan membanggakan negeri tercinta ini," ucap dia.
 
Faisal menambahkan saat ini dirinya mondok di sebuah pondok pesantren La Raiba Hanifida, Jombang, Jawa Timur. Keikutsertaannya lantaran diminta dan didukung penuh oleh anak pengasuh pondok.
 
"Kebetulan Gus pondok saya (anaknya pengasuh pondok) senang sekali dengan hal yang berbau videografi dan fotografi," ucap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan