medcom.id, Jakarta: Jihan, 19, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, menjadi korban ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur. Saat ini, Jihan tengah terbaring di rumah sakit. Berbalut baju pasien toska, Jihan lancar menceritakan pengalamannya lolos dari maut.
Rabu malam 24 Mei 2017, Jihan dan Susi, teman kuliahnya, mencari angkutan kota trayek Kampung Melayu-Pondok Gede. Keduanya kemudian berjalan ke arah angkot yang banyak mengetem di dekat toilet umum Terminal Kampung Melayu.
"Banyak polisi duduk-duduk," tuturnya, saat ditemui di ruang perawatan RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 26 Mei 2017.
Sekitar pukul 21.00 WIB, ledakan pertama terjadi tepat di belakang Jihan. Matanya langsung gelap. Telinganya berdenging hebat. "Tapi, enggak sempet pingsan."
Warga panik. Dia mendengar beberapa orang berteriak menyuruhnya berlari. Jihan mengikuti instruksi itu. Jatuh bangun dia berusaha menyelamatkan diri ke RS Premier Jatinegara. Dia tak sadar kerudungnya terlepas, tasnya putus.
"Saya langsung lemas. Badan terasa panas," katanya.
Di RS Premiere Jatinegara, Jihan baru sadar punggungnya terkena serpihan bom. Dia langsung dilarikan ke ruang perawatan dan mendapatkan dua jahitan.
Saat ini Jihan dirawat di RS Polri. Kemarin, Presiden Joko Widodo menjenguknya. Dia mengaku hanya mengobrol santai dengan orang nomor satu di Indonesia itu. "Ya, saya ikhlas saja."
Dua ledakan terjadi di areal Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam 24 Mei. Sebanyak 16 orang menjadi korban, lima di antaranya tewas. Tiga korban tewas merupakan anggota Polri dan dua lainnya warga sipil yang diduga pelaku.
Polisi memastikan pelaku meledakkan bom panci rakitan. Bom panci diisi dengan paku dan gotri. Pelaku diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang sudah berbaiat terhadap kelompok teror ISIS.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8ko0gnlK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Jihan, 19, mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, menjadi korban ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur. Saat ini, Jihan tengah terbaring di rumah sakit. Berbalut baju pasien toska, Jihan lancar menceritakan pengalamannya lolos dari maut.
Rabu malam 24 Mei 2017, Jihan dan Susi, teman kuliahnya, mencari angkutan kota trayek Kampung Melayu-Pondok Gede. Keduanya kemudian berjalan ke arah angkot yang banyak mengetem di dekat toilet umum Terminal Kampung Melayu.
"Banyak polisi duduk-duduk," tuturnya, saat ditemui di ruang perawatan RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 26 Mei 2017.
Sekitar pukul 21.00 WIB, ledakan pertama terjadi tepat di belakang Jihan. Matanya langsung gelap. Telinganya berdenging hebat. "Tapi, enggak sempet pingsan."
Warga panik. Dia mendengar beberapa orang berteriak menyuruhnya berlari. Jihan mengikuti instruksi itu. Jatuh bangun dia berusaha menyelamatkan diri ke RS Premier Jatinegara. Dia tak sadar kerudungnya terlepas, tasnya putus.
"Saya langsung lemas. Badan terasa panas," katanya.
Di RS Premiere Jatinegara, Jihan baru sadar punggungnya terkena serpihan bom. Dia langsung dilarikan ke ruang perawatan dan mendapatkan dua jahitan.
Saat ini Jihan dirawat di RS Polri. Kemarin, Presiden Joko Widodo menjenguknya. Dia mengaku hanya mengobrol santai dengan orang nomor satu di Indonesia itu. "Ya, saya ikhlas saja."
Dua ledakan terjadi di areal Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam 24 Mei. Sebanyak 16 orang menjadi korban, lima di antaranya tewas. Tiga korban tewas merupakan anggota Polri dan dua lainnya warga sipil yang diduga pelaku.
Polisi memastikan pelaku meledakkan bom panci rakitan. Bom panci diisi dengan paku dan gotri. Pelaku diduga terafiliasi dengan kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang sudah berbaiat terhadap kelompok teror ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)