Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) dalam acara Literasi Bagi Negeri di Serang, Sabtu 21 April 2018, Medcom.id - Citra Larasati
Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) dalam acara Literasi Bagi Negeri di Serang, Sabtu 21 April 2018, Medcom.id - Citra Larasati

Spesial Hari Kartini

RA Kartini Juga Pelopor Literasi Indonesia

Citra Larasati • 21 April 2018 15:15
Serang: Setiap tahun, tepatnya 21 April, Indonesia memperingati hari kelahiran RA Kartini. Perempuan yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena rekam jejaknya untuk pendidikan kaumnya di masa itu.
 
Namun bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kartini lebih dari itu. Kartini, ujarnya, adalah sosok perempuan dengan banyak dimensi.
 
Kartini bukan sekadar tokoh perempuan yang memperjuangkan emansipasi. Tapi, Kartini adalah Ibu Literasi Indonesia.

"Beliau adalah pelopor dan Ibu literasi Indonesia," jelas Muhadjir dalam acara Peringatan Hari Buku se-Dunia, Hari Kartini, dan Hari Pendidikan Nasional di Serang, Banten, Sabtu, 21 April 2018.
 
Acara tersebut bertemakan 'Literasi Bagi Negeri'. Acara berlangsung di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rumah Dunia Serang.
 
Kartini, lanjutnya,merupakan sosok yang pertama kali mengingatkan kaum perempuan untuk meraih pendidikan. Pemikiran Kartini begitu kompleks tertulis dalam surat-suratnya. Jadi, Kartini layak dinobatkan sebagai pelopor literasi nasional.
 
"Era di mana 99 persen perempuan saat itu belum bisa membaca, namun beliau melompat dari zamannya," ungkap Muhadjir.
 
Dalam surat-surat Kartini yang dikirimnya untuk teman-temannya di Eropa terungkap pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial perempuan pribumi saat itu. Surat-surat Kartini berisikan keluhan dan gugatan terhadap budaya Jawa yang dianggap menghambat kemajuan perempuan pribumi.
 
Surat-surat Kartini kemudian diabadikan dalam buku berjudul: Habis Gelap Terbitlah Terang. Semangat dan pemikiran Kartini pun terus hidup hingga di era kini.
 
RA Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Ia wafat di usia sangat muda, yakni 25 tahun, tepatnya pada 17 September 1904. Ia meninggal empat hari setelah melahirkan putranya, Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan