Jakarta: Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Doed Joesoef dianggap sebagai pribadi yang memiliki pendirian teguh. Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dan merupakan inspirasi bagi keluarga.
"Beliau sebenarnya konsisten dalam pemikiran, tidak mudah terpengaruhi," kata menantu almarhum Doed Joesoef, Bambang Pharmasetiawan di rumah duka Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Januari 2018.
Baca: Mendikbud Era Orde Baru Daoed Joesoef Tutup Usia
Bukan hanya konsisten, almarhum juga mengajarkan untuk selalu menggunakan nalar. Dengan nalar, lanjut Bambang, manusia akan berkembang. Almarhum juga menganggap pendidikan adalah modal utama untuk membentuk karakter bangsa.
"Bukan hanya saja pengetahuan atau akademis, beliau mengajarkan nilai pendidikan yang merdeka," ucap Bambang.
Baca: Wapres JK Melayat ke Rumah Daoed Joesoef
Saat ini jenazah almarhum tengah disalatkan di rumah duka. Menurut Bambang, almarhum akan dikebumikan di Pemakaman TPU Giritama, Tonjong Parung, Bogor, Jawa Barat, siang ini.
Daoed Joesoef menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Medistra Jakarta, karena penyakit yang dideritanya. Suster rumah sakit Medistra menuturkan Daoed meninggal sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Daoed Joesoef lahir pada 8 Agustus 1926 dan meninggal dalam usia 91 tahun. Laki-laki kelahiran Medan, Sumatera Utara, ini memiliki seorang istri dan seorang anak.
Pada masa Kabinet Pembangunan III (1978-1983), Presiden Soeharto mempercayakan jabatan menteri pendidikan kepada Daoed. Selama menjadi menteri, Daoed terkenal dengan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang melarang adanya kegiatan politik di dalam kampus.
Menurut Daoed, politik praktis hanya berlangsung di luar kampus, sedangkan tugas mahasiswa adalah belajar.
Meski pernah menjabat menteri pendidikan, latar belakang Daoed adalah ilmu ekonomi. Dia diketahui merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setelah lulus dari UI, dia melanjutkan studi ke Prancis, tepatnya di Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne. Di kampus ternama itu Daoed meraih dua gelar doktornya.
Jakarta: Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Doed Joesoef dianggap sebagai pribadi yang memiliki pendirian teguh. Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dan merupakan inspirasi bagi keluarga.
"Beliau sebenarnya konsisten dalam pemikiran, tidak mudah terpengaruhi," kata menantu almarhum Doed Joesoef, Bambang Pharmasetiawan di rumah duka Jalan Bangka VII Dalam Nomor 14, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Januari 2018.
Baca: Mendikbud Era Orde Baru Daoed Joesoef Tutup Usia
Bukan hanya konsisten, almarhum juga mengajarkan untuk selalu menggunakan nalar. Dengan nalar, lanjut Bambang, manusia akan berkembang. Almarhum juga menganggap pendidikan adalah modal utama untuk membentuk karakter bangsa.
"Bukan hanya saja pengetahuan atau akademis, beliau mengajarkan nilai pendidikan yang merdeka," ucap Bambang.
Baca: Wapres JK Melayat ke Rumah Daoed Joesoef
Saat ini jenazah almarhum tengah disalatkan di rumah duka. Menurut Bambang, almarhum akan dikebumikan di Pemakaman TPU Giritama, Tonjong Parung, Bogor, Jawa Barat, siang ini.
Daoed Joesoef menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Medistra Jakarta, karena penyakit yang dideritanya. Suster rumah sakit Medistra menuturkan Daoed meninggal sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Daoed Joesoef lahir pada 8 Agustus 1926 dan meninggal dalam usia 91 tahun. Laki-laki kelahiran Medan, Sumatera Utara, ini memiliki seorang istri dan seorang anak.
Pada masa Kabinet Pembangunan III (1978-1983), Presiden Soeharto mempercayakan jabatan menteri pendidikan kepada Daoed. Selama menjadi menteri, Daoed terkenal dengan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang melarang adanya kegiatan politik di dalam kampus.
Menurut Daoed, politik praktis hanya berlangsung di luar kampus, sedangkan tugas mahasiswa adalah belajar.
Meski pernah menjabat menteri pendidikan, latar belakang Daoed adalah ilmu ekonomi. Dia diketahui merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setelah lulus dari UI, dia melanjutkan studi ke Prancis, tepatnya di Universite de Paris I, Pantheon-Sorbonne. Di kampus ternama itu Daoed meraih dua gelar doktornya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)