Jakarta: Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) punya cara khusus menangkal fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masuk ke universitas. Para mahasiswa akan diberikan pemahaman secara detail.
"Kita berikan penjelasan dari aspek tata nilai, kesehatan, hingga aspek ketegangan sosial," kata Ketua Umum AMKI Hermawan Kresno Dipojono di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2018.
AMKI, kata dia, memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara terbuka. Pasalnya, Hermawan menyebut mahasiswa Indonesia memiliki pemikiran yang terbuka dan memiliki kebebasan memilih.
Namun, kebebasan membuat banyak informasi yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, penyaringan informasi harus dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa.
"Jadi khotbah-khotbah harus memberi informasi yang baik dari aspek tata nilai, kesehatan, aspek ketegangan sosial, dan aspek pendidikan, itu kita berikan," jelas dia.
Baca: Zulkifli Dianggap Menerka-nerka soal LGBT
Selain isu LGBT, AMKI juga menangkal masuknya paham radikal ke universitas. Hermawan tak menampik isu radikalisme kerap ditemui di beberapa masjid yang ada di universitas. Tapi, kasus itu masih dalam hitungan jari sehingga tak bisa digeneralisasi.
Guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan beberapa pengurus yang terdiri dari dosen terkadang menginap di masjid untuk lebih dekat dengan mahasiswa. Pengurus masjid kampus pun selalu memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang paham baru yang masuk.
AMKI pun merangkul beberapa kementerian dan lembaga dalam menangkal paham radikal ini. "Ada Kementerian Ristek, PBNU, Muhammadiyah, kita bersama-sama karena memikul tanggung jawab yang sama," tambah Hermawan.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/9K5Rz6PN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) punya cara khusus menangkal fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) masuk ke universitas. Para mahasiswa akan diberikan pemahaman secara detail.
"Kita berikan penjelasan dari aspek tata nilai, kesehatan, hingga aspek ketegangan sosial," kata Ketua Umum AMKI Hermawan Kresno Dipojono di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2018.
AMKI, kata dia, memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara terbuka. Pasalnya, Hermawan menyebut mahasiswa Indonesia memiliki pemikiran yang terbuka dan memiliki kebebasan memilih.
Namun, kebebasan membuat banyak informasi yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, penyaringan informasi harus dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa.
"Jadi khotbah-khotbah harus memberi informasi yang baik dari aspek tata nilai, kesehatan, aspek ketegangan sosial, dan aspek pendidikan, itu kita berikan," jelas dia.
Baca: Zulkifli Dianggap Menerka-nerka soal LGBT
Selain isu LGBT, AMKI juga menangkal masuknya paham radikal ke universitas. Hermawan tak menampik isu radikalisme kerap ditemui di beberapa masjid yang ada di universitas. Tapi, kasus itu masih dalam hitungan jari sehingga tak bisa digeneralisasi.
Guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan beberapa pengurus yang terdiri dari dosen terkadang menginap di masjid untuk lebih dekat dengan mahasiswa. Pengurus masjid kampus pun selalu memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang paham baru yang masuk.
AMKI pun merangkul beberapa kementerian dan lembaga dalam menangkal paham radikal ini. "Ada Kementerian Ristek, PBNU, Muhammadiyah, kita bersama-sama karena memikul tanggung jawab yang sama," tambah Hermawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)