Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka opsi penggantian maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia ke Pelita Air milik Pertamina. Namun, hal ini justru dikritik pengamat penerbangan Alvin Lie.
Ia melihat, penggantian ini terlalu dini. Sebab berbagai pihak masih berusaha mengambil opsi terbaik menyelamatkan Garuda.
Lebih lanjut Alvin mengungkapkan, jika nantinya diganti menurutnya penggantinya bukan Pelita Air. Ia menyebut anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink bisa menjadi pengganti.
"Kalau memang harus diberhentikan, yang lebih berhak melaju dan sesuai pangsa pasar Garuda itu Citilink," ujar Alvin dalam Primetime News Metro TV, Jumat, 22 Oktober 2021.
Alvin merekomendasikan Citilink untuk menempati posisi sebagai Pool Service. Sementara Pelita Air bisa mengisi kekosongan dari kursi Citilink sebelumnya.
Kementerian BUMN diketahui membuka opsi kepailitan maskapai Garuda lantaran terlilit utang segunung yang mencapai Rp70 triliun lebih. Alvin menilai, nominal tersebut lebih sangat besar bila harus dilunasi sepenuhnya demi menyelamatkan Garuda.
"Secara logika bisnis tidak logis Sebab untuk membangun maskapai baru itu cukup lima persen dari total utang tersebut. Tapi perlu diingat, BUMN itu kan bukan murni bisnis. Tapi juga mengemban visi misi pemerintah," imbuhnya. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka opsi penggantian maskapai penerbangan nasional
Garuda Indonesia ke Pelita Air milik Pertamina. Namun, hal ini justru dikritik pengamat penerbangan Alvin Lie.
Ia melihat, penggantian ini terlalu dini. Sebab berbagai pihak masih berusaha mengambil opsi terbaik menyelamatkan Garuda.
Lebih lanjut Alvin mengungkapkan, jika nantinya diganti menurutnya penggantinya bukan
Pelita Air. Ia menyebut anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink bisa menjadi pengganti.
"Kalau memang harus diberhentikan, yang lebih berhak melaju dan sesuai pangsa pasar Garuda itu Citilink," ujar Alvin dalam
Primetime News Metro TV, Jumat, 22 Oktober 2021.
Alvin merekomendasikan Citilink untuk menempati posisi sebagai Pool Service. Sementara Pelita Air bisa mengisi kekosongan dari kursi Citilink sebelumnya.
Kementerian BUMN diketahui membuka opsi kepailitan maskapai Garuda lantaran terlilit utang segunung yang mencapai Rp70 triliun lebih. Alvin menilai, nominal tersebut lebih sangat besar bila harus dilunasi sepenuhnya demi menyelamatkan Garuda.
"Secara logika bisnis tidak logis Sebab untuk membangun maskapai baru itu cukup lima persen dari total utang tersebut. Tapi perlu diingat, BUMN itu kan bukan murni bisnis. Tapi juga mengemban visi misi pemerintah," imbuhnya.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)