Jakarta: Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan Indonesia diguncang tiga gempa bumi yang bersifat merusak pada Desember 2021. Kekuatan gempa ini dari magnitudo 5 hingga 7.
"Sebanyak tiga gempa yang merusak, yaitu gempa Damer Maluku Barat Daya (M 5,6), Laut Flores (M 7,4) dan gempa Jember (M 5,0)," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Daryono dalam konferensi pers daring BNPB, Jumat, 17 Desember 2021.
Menurut dia, gempa Damer yang dua kali terjadi pada 11 dan 16 Desember 2021 menimbulkan kerusakan. Gempa ini diduga berjenis swarm karena sensor gempa BMKG cukup jauh dan tidak semua gempa di wilayah tersebut terlokalisasi.
Sementara itu, gempa Laut Flores berpotensi tsunami dan menimbulkan kenaikan air laut 7 cm di Marakopot dan Reo. Dampak gempa hampir dirasakan di wilayah Flores hingga Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat banyaknya bangunan yang tidak aman gempa.
Gempa Laut Flores, kata Daryono, menjadi peringatan bila sumber gempa sesar aktif dan memicu tsunami ternyata masih ada dan belum terpetakan. Episenter gempa tersebut tidak berada di jalur sesar yang telah ada. Mekanismenya gempa itu merupakan sesar geser.
"Lokasi pusat gempa terletak di wilayah yang sebenarnya secara seismisitas rendah. Sesar yang berpotensi gempa kuat tidak menunjukkan klaster sesar aktif," ujar dia.
Pada gempa Jember, Jawa Timur, meskipun hanya berkekuatan M5,0, tetapi dirasakan kuat di wilayah Puger dan Ambulu dan disertai dua gempa susulan. Daryono mengatakan dampak kerusakan mayoritas diakibatkan bangunan yang tidak kuat terhadap guncangan gempa.
Di luar ketiga peristiwa ini, Indonesia juga dilanda gempa lain. Selama Desember 2021, terhitung ada 20 kali guncangan gempa berkekuatan lebih dari M5,0 di seluruh Indonesia.
Jakarta: Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan Indonesia diguncang tiga gempa bumi yang bersifat merusak pada Desember 2021. Kekuatan gempa ini dari magnitudo 5 hingga 7.
"Sebanyak tiga gempa yang merusak, yaitu gempa Damer Maluku Barat Daya (M 5,6), Laut Flores (M 7,4) dan gempa Jember (M 5,0)," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Daryono dalam konferensi pers daring BNPB, Jumat, 17 Desember 2021.
Menurut dia, gempa Damer yang dua kali terjadi pada 11 dan 16 Desember 2021 menimbulkan kerusakan. Gempa ini diduga berjenis
swarm karena sensor gempa BMKG cukup jauh dan tidak semua gempa di wilayah tersebut terlokalisasi.
Sementara itu, gempa Laut Flores berpotensi tsunami dan menimbulkan kenaikan air laut 7 cm di Marakopot dan Reo. Dampak gempa hampir dirasakan di wilayah Flores hingga Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat banyaknya bangunan yang tidak aman gempa.
Gempa Laut Flores, kata Daryono, menjadi peringatan bila sumber gempa sesar aktif dan memicu tsunami ternyata masih ada dan belum terpetakan. Episenter gempa tersebut tidak berada di jalur sesar yang telah ada. Mekanismenya gempa itu merupakan sesar geser.
"Lokasi pusat gempa terletak di wilayah yang sebenarnya secara seismisitas rendah. Sesar yang berpotensi gempa kuat tidak menunjukkan klaster sesar aktif," ujar dia.
Pada gempa Jember, Jawa Timur, meskipun hanya berkekuatan M5,0, tetapi dirasakan kuat di wilayah Puger dan Ambulu dan disertai dua gempa susulan. Daryono mengatakan dampak kerusakan mayoritas diakibatkan bangunan yang tidak kuat terhadap guncangan gempa.
Di luar ketiga peristiwa ini, Indonesia juga dilanda gempa lain. Selama Desember 2021, terhitung ada 20 kali guncangan gempa berkekuatan lebih dari M5,0 di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)