Jakarta: Kepala Pusat Riset Bioteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratih Asmana Ningrum Indonesia menerima alih teknologi vaksin mRNA karena dipilih sebagai pusat pengembangan mRNA di Asia Tenggara. Sejumlah keuntungan didapat Tanah Air, terutama dari sisi penguasaan teknologi.
"Kita akan mendapatkan percepatan penguasaan teknologi untuk vaksin mRNA ini yang terbilang baru. Tentunya sebagai pusat pengembangan mRNA di Asia Tenggara untuk vaksin Indonesia akan mendapat pelatihan teknisi secara intensif," kata Ratih dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 2 Maret 2022.
Jika Indonesia bisa menguasai pengembangan, teknologi ini akan menjadi dasar untuk pengembangan berbagai jenis vaksin. Bukan hanya covid-19.
"Teknologi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan terapi untuk berbagai penyakit. seperti kanker, HIV, dan Hepatitis," ucap Rina.
Keuntungan kedua, kapasitas produksi vaksin di Indonesia akan meningkat. Jika vaksin berbasis mRNA sudah mampu dihasilkan, kapasitas produksi vaksin melalui Perseroan Terbuka (PT) Biofarma dalam memenuhi kebutuhan regional dan internasional diyakini meningkat.
Hal ini tentu berdampak positif bagi pendapatan negara. "Tentu akan membuka kesempatan untuk perusahaan farmasi di Indonesia dan ASEAN untuk ikut memproduksi vaksin dengan teknologi mRNA," kata Rina. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Jakarta: Kepala Pusat Riset Bioteknologi
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratih Asmana Ningrum Indonesia menerima alih teknologi vaksin mRNA karena dipilih sebagai pusat pengembangan mRNA di Asia Tenggara. Sejumlah keuntungan didapat Tanah Air, terutama dari sisi penguasaan teknologi.
"Kita akan mendapatkan percepatan penguasaan teknologi untuk vaksin mRNA ini yang terbilang baru. Tentunya sebagai pusat pengembangan mRNA di Asia Tenggara untuk vaksin Indonesia akan mendapat pelatihan teknisi secara intensif," kata Ratih dalam tayangan
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV, Rabu, 2 Maret 2022.
Jika Indonesia bisa menguasai pengembangan, teknologi ini akan menjadi dasar untuk pengembangan berbagai jenis vaksin. Bukan hanya
covid-19.
"Teknologi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan terapi untuk berbagai penyakit. seperti kanker, HIV, dan Hepatitis," ucap Rina.
Keuntungan kedua, kapasitas produksi vaksin di Indonesia akan meningkat. Jika vaksin berbasis mRNA sudah mampu dihasilkan, kapasitas produksi vaksin melalui Perseroan Terbuka (PT) Biofarma dalam memenuhi kebutuhan regional dan internasional diyakini meningkat.
Hal ini tentu berdampak positif bagi pendapatan negara. "Tentu akan membuka kesempatan untuk perusahaan farmasi di Indonesia dan ASEAN untuk ikut memproduksi vaksin dengan teknologi mRNA," kata Rina.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)