Jakarta: Fenomena La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan bulanan di sejumlah wilayah. Akumulasi curah hujan bulanan bisa meningkat hingga 70 persen.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan La Nina berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya hingga Maret 2022.
"Jadi lebih banyak kita bicara masalah La Nina, karena BMKG sudah memberikan warning kemungkinan La Nina ini akan terjadi sampai bulan Maret sehingga kita perlu melakukan upaya kewaspadaan kesiapsiagaan," kata Lilik kepada Media Indonesia, Minggu, 9 Januari 2022.
Upaya mitigasi telah disampaikan ke sejumlah wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi. Sehingga, masyarakat waspada saat terjadi bencana.
"Masyarakat juga dilibatkan dengan memberikan informasi yang valid, daerah mana saja yang rawan bencana," paparnya.
Baca: Wapres Perintahkan Bencana Hidrometeorologi Papua Segera Ditangani
Pemerintah daerah juga diminta segera melakukan rencana kontinjensi, atau rencana yang dibuat sebelum bencana terjadi. Sehingga masyarakat bisa pergi ke tempat yang sudah ditentukan dan paham mitigasi
"Kami sedang mengecek mana yang sudah siap, mana yang belum siap. Kalau belum siap kenapa, kita akan dukung, karena fungsi BNPB memberikan dukungan di daerah, karena bencana adanya di daerah. Termasuk mengirimkan peralatan ke daerah, ini yang kita lakukan untuk antisipasi," kata dia.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan lebat di empat provinsi. Keempatnya yakni Provinsi Bali, Bengkulu, Lampung, dan Papua Barat
Sedangkan hujan berintensitas sedang hingga lebat berpotensi di Aceh, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan barat, Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Selanjutnya di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sukawesu Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara. Sedangkan potensi peningkatan angin kencang terjadi di Nusa Tenggara Barat.
Jakarta: Fenomena La Nina menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan bulanan di sejumlah wilayah. Akumulasi curah hujan bulanan bisa meningkat hingga 70 persen.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan La Nina berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya hingga Maret 2022.
"Jadi lebih banyak kita bicara masalah La Nina, karena BMKG sudah memberikan
warning kemungkinan La Nina ini akan terjadi sampai bulan Maret sehingga kita perlu melakukan upaya kewaspadaan kesiapsiagaan," kata Lilik kepada
Media Indonesia, Minggu, 9 Januari 2022.
Upaya mitigasi telah disampaikan ke sejumlah wilayah yang rawan
bencana hidrometeorologi. Sehingga, masyarakat waspada saat terjadi bencana.
"Masyarakat juga dilibatkan dengan memberikan informasi yang valid, daerah mana saja yang rawan bencana," paparnya.
Baca:
Wapres Perintahkan Bencana Hidrometeorologi Papua Segera Ditangani
Pemerintah daerah juga diminta segera melakukan rencana kontinjensi, atau rencana yang dibuat sebelum bencana terjadi. Sehingga masyarakat bisa pergi ke tempat yang sudah ditentukan dan paham mitigasi
"Kami sedang mengecek mana yang sudah siap, mana yang belum siap. Kalau belum siap kenapa, kita akan dukung, karena fungsi BNPB memberikan dukungan di daerah, karena bencana adanya di daerah. Termasuk mengirimkan peralatan ke daerah, ini yang kita lakukan untuk antisipasi," kata dia.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan lebat di empat provinsi. Keempatnya yakni Provinsi Bali, Bengkulu, Lampung, dan Papua Barat
Sedangkan hujan berintensitas sedang hingga lebat berpotensi di Aceh, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan barat, Kalimantan Selaran, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Selanjutnya di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sukawesu Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara. Sedangkan potensi peningkatan angin kencang terjadi di Nusa Tenggara Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)