Jakarta: Presiden Joko Widodo membeberkan alasan tak menerapkan menutup wilayah (lockdown) untuk mencegah virus korona (covid-19). Langkah ini dipakai beberapa negara, seperti Italia, Spanyol, hingga Inggris.
"Perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisplinan, yang berbeda-beda. Oleh itu kita tidak memilih jalan itu," tegas Jokowi dalam pengarahan kepada para gubernur dalam menghadapi pandemik covid-19 melalui video conference, Selasa, 24 Maret 2020.
Kepala Negara sudah menganalisis setiap kebijakan negara lain dalam memerangi korona. Dia kemudian menilai kebijakan jaga jarak yang paling tepat bagi Indonesia.
Namun, dia menyebut upaya jaga jarak membutuhkan kedisplinan dan ketegasan. Bila tidak, korona tetap menghantui warga.
Dia meminta warga taat menjalankan isolasi mandiri. Pasalnya, dia membaca berita ada seorang warga yang tetap membantu hajatan tetangga walau sedang diisolasi.
"Ada yang sudah diisiolasi masih belanja di pasar," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Grafis Medcom.id
Baca: Presiden Perintahkan Pangkas Anggaran Tak Prioritas
Sementara itu, kasus positif covid-19 di seluruh Indonesia per Senin, 23 Maret 2020, mencapai 579 pasien. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu menyebabkan 49 kematian di Tanah Air. Sebanyak 30 orang berhasil sembuh.
Pasien positif korona terbanyak berada di Jakarta. Data di situs corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 356 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 218 pasien masih dirawat, sedangkan 85 lainnya isolasi mandiri. Pasien sembuh mencapai 22 orang dan meninggal 31 orang.
Jakarta: Presiden Joko Widodo membeberkan alasan tak menerapkan menutup wilayah (
lockdown) untuk mencegah virus korona (covid-19). Langkah ini dipakai beberapa negara, seperti Italia, Spanyol, hingga Inggris.
"Perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter, budaya, kedisplinan, yang berbeda-beda. Oleh itu kita tidak memilih jalan itu," tegas Jokowi dalam pengarahan kepada para gubernur dalam menghadapi pandemik covid-19 melalui
video conference, Selasa, 24 Maret 2020.
Kepala Negara sudah menganalisis setiap kebijakan negara lain dalam memerangi korona. Dia kemudian menilai kebijakan jaga jarak yang paling tepat bagi Indonesia.
Namun, dia menyebut upaya jaga jarak membutuhkan kedisplinan dan ketegasan. Bila tidak, korona tetap menghantui warga.
Dia meminta warga taat menjalankan isolasi mandiri. Pasalnya, dia membaca berita ada seorang warga yang tetap membantu hajatan tetangga walau sedang diisolasi.
"Ada yang sudah diisiolasi masih belanja di pasar," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Grafis Medcom.id
Baca:
Presiden Perintahkan Pangkas Anggaran Tak Prioritas
Sementara itu, kasus positif covid-19 di seluruh Indonesia per Senin, 23 Maret 2020, mencapai 579 pasien. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu menyebabkan 49 kematian di Tanah Air. Sebanyak 30 orang berhasil sembuh.
Pasien positif korona terbanyak berada di Jakarta. Data di situs
corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 356 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 218 pasien masih dirawat, sedangkan 85 lainnya isolasi mandiri. Pasien sembuh mencapai 22 orang dan meninggal 31 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)