Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia mulai masuk awal musim kemarau (AMK). Kemarau diprediksi terjadi pada Mei.
“Sebanyak 38,3 persen wilayah Indonesia akan mengalami AMK pada Mei 2020,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam teleconference di Jakarta, Jumat, 8 Mei 2020.
Fachri memerinci wilayah yang masuk musik kemarau yakni Sumatra Utara, Riau, dan Jambi. Serta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Dia menyebut 20,8 persen wilayah mengalami musim kemarau lebih dulu pada Maret dan April. Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
Sementara itu, sebanyak 27,5 persen wilayah baru akan mengalami musim kemarau pada Juni 2020. Sedangkan sisanya berkisar antara Juli 8,2 persen wilayah, Agustus 3,2 persen wilayah, dan September 0,6 persen wilayah.
(Baca: Presiden Minta Siapkan Skenario Antisipasi Kemarau yang Lebih Kering)
Fachri menyebut musim kemarau 2020 diprediksi lebih basah dari musim kemarau tahun lalu. Namun, ada sejumlah wilayah yang diperkirakan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya.
“Perlu diwaspadai 30 persen zona musim akan mengalami kemarau lebih kering dari normalnya,” tutur dia.
Kondisi ini bakal terjadi di 19 provinsi. Misalnya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
“Selain itu Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku,” tutur dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia mulai masuk awal musim kemarau (AMK). Kemarau diprediksi terjadi pada Mei.
“Sebanyak 38,3 persen wilayah Indonesia akan mengalami AMK pada Mei 2020,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam teleconference di Jakarta, Jumat, 8 Mei 2020.
Fachri memerinci wilayah yang masuk musik kemarau yakni Sumatra Utara, Riau, dan Jambi. Serta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Dia menyebut 20,8 persen wilayah mengalami musim kemarau lebih dulu pada Maret dan April. Misalnya Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
Sementara itu, sebanyak 27,5 persen wilayah baru akan mengalami musim kemarau pada Juni 2020. Sedangkan sisanya berkisar antara Juli 8,2 persen wilayah, Agustus 3,2 persen wilayah, dan September 0,6 persen wilayah.
(Baca:
Presiden Minta Siapkan Skenario Antisipasi Kemarau yang Lebih Kering)
Fachri menyebut musim kemarau 2020 diprediksi lebih basah dari musim kemarau tahun lalu. Namun, ada sejumlah wilayah yang diperkirakan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya.
“Perlu diwaspadai 30 persen zona musim akan mengalami kemarau lebih kering dari normalnya,” tutur dia.
Kondisi ini bakal terjadi di 19 provinsi. Misalnya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
“Selain itu Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)