Jakarta: Rabu Wekasan merupakan tradisi yang dianut oleh sebagian umat Islam, khususnya di tanah Jawa. Tradisi ini dijalankan setiap Rabu terakhir pada bulan Safar. Tujuan diadakannya tradisi Rabu Wekasan adalah untuk menolak bala atau segala bentuk musibah. Meskipun tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, tradisi ini tetap dijalankan sebagai bentuk pelestarian budaya.
Makna Tradisi Rabu Wekasan
Menurut kepercayaan masyarakat, Rabu Wekasan merupakan hari yang penuh dengan kesialan. Oleh karena itu, kerap kali dilakukan berbagai amalan untuk menolak bala, seperti mandi tolak bala, salat hajat, dan doa sapu jagat. Tradisi ini diyakini dapat membersihkan diri dari dosa dan segala pengaruh buruk.
Niat Mandi Tolak Bala
Salah satu amalan penting dalam tradisi Rabu Wekasan adalah mandi tolak bala. Mandi ini dilakukan dengan menggunakan air yang telah didoakan. Niat mandi tolak bala adalah sebagai berikut:
Nawaitu ghusla lidaf'il balaa-i lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menolak bala karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Tolak Bala
Tata cara mandi tolak bala sama dengan tata cara mandi wajib, yaitu:
Berniat dalam hati.
Berwudhu terlebih dahulu.
Membaca basmalah.
Mengguyur kepala tiga kali.
Meratakan air ke seluruh badan.
Membersihkan anggota badan secara menyeluruh.
Mengguyur tubuh sekali lagi.
Amalan Rabu Wekasan
Selain mandi tolak bala, terdapat beberapa amalan lain yang sering dilakukan pada hari Rabu Wekasan, antara lain:
Salat hajat.
Doa sapu jagat.
Membaca doa-doa khusus.
Memberi sedekah.
Hukum Tradisi Rabu Wekasan dalam Islam
Ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukum melaksanakan amalan Rabu Wekasan. Sebagian ulama berpendapat bahwa amalan tersebut tidak diperbolehkan karena tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Sementara itu, sebagian ulama lain berpendapat bahwa amalan tersebut diperbolehkan selama diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jakarta:
Rabu Wekasan merupakan tradisi yang dianut oleh sebagian umat Islam, khususnya di tanah Jawa. Tradisi ini dijalankan setiap Rabu terakhir pada bulan Safar. Tujuan diadakannya
tradisi Rabu Wekasan adalah untuk menolak bala atau segala bentuk musibah. Meskipun tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, tradisi ini tetap dijalankan sebagai bentuk pelestarian budaya.
Makna Tradisi Rabu Wekasan
Menurut kepercayaan masyarakat, Rabu Wekasan merupakan hari yang penuh dengan kesialan. Oleh karena itu, kerap kali dilakukan berbagai amalan untuk menolak bala, seperti mandi tolak bala, salat hajat, dan doa sapu jagat. Tradisi ini diyakini dapat membersihkan diri dari dosa dan segala pengaruh buruk.
Niat Mandi Tolak Bala
Salah satu amalan penting dalam tradisi Rabu Wekasan adalah mandi tolak bala. Mandi ini dilakukan dengan menggunakan air yang telah didoakan. Niat mandi tolak bala adalah sebagai berikut:

Nawaitu ghusla lidaf'il balaa-i lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat mandi untuk menolak bala karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Tolak Bala
Tata cara mandi tolak bala sama dengan tata cara mandi wajib, yaitu:
- Berniat dalam hati.
- Berwudhu terlebih dahulu.
- Membaca basmalah.
- Mengguyur kepala tiga kali.
- Meratakan air ke seluruh badan.
- Membersihkan anggota badan secara menyeluruh.
- Mengguyur tubuh sekali lagi.
Amalan Rabu Wekasan
Selain mandi tolak bala, terdapat beberapa amalan lain yang sering dilakukan pada hari Rabu Wekasan, antara lain:
- Salat hajat.
- Doa sapu jagat.
- Membaca doa-doa khusus.
- Memberi sedekah.
Hukum Tradisi Rabu Wekasan dalam Islam
Ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukum melaksanakan amalan Rabu Wekasan. Sebagian ulama berpendapat bahwa amalan tersebut tidak diperbolehkan karena tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Sementara itu, sebagian ulama lain berpendapat bahwa amalan tersebut diperbolehkan selama diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)