Jakarta: Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, terkesan setelah diberikan nama dalam versi Bahasa Mandarin oleh seorang instruktur Bahasa Mandarin di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jawa Tengah. Nama tersebut diyakini memiliki makna khusus.
"Ada momen yang sangat berkesan ketika saya diberikan ‘Chinese name’ oleh instruktur Bahasa Mandarin di BBPVP Semarang," ujar Yassierli sambil tersenyum dalam video yang dikutip dari akun instagramnya, Senin 2 Desember 2024.
Hal ini terjadi di sela-sela agenda pembukaan Naker Fest dan Job Fair yang digelar pada Sabtu, 30 November 2024, di BBPVP Semarang. Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk mempertemukan perusahaan dan pencari kerja, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemerintah mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja di Indonesia.
Baca juga: Indonesia Cari Solusi Lepas dari Middle Income Trap, Begini Caranya
Rangkaian Job Fair 2024
Acara Naker Fest dan Job Fair di Semarang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan sepanjang tahun 2024. Secara keseluruhan, kementerian telah menggelar Job Fair di 22 lokasi di seluruh Indonesia, mencatat total kunjungan sebanyak 42.000 pencari kerja. Acara ini menawarkan lebih dari 32.000 lowongan kerja dari berbagai sektor.
Untuk mendukung pencari kerja di akhir tahun, tersisa satu agenda Naker Expo yang akan digelar, seperti:
- Naker Fest Jakarta: 14–15 Desember 2024 di Gedung Kemenaker Kav. 51.
Waspada Penipuan Lowongan Kerja
Di tengah antusiasme terhadap acara ini, Kemenaker juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai modus penipuan lowongan kerja yang marak terjadi. Beberapa ciri lowongan kerja palsu antara lain:
Bahasa penulisan buruk, sering kali menggunakan kata yang tidak formal dan banyak typo.
Meminta sejumlah uang, dengan alasan biaya transportasi atau pendaftaran.
Gaji fantastis, tidak sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan.
Meminta informasi pribadi, seperti nomor keluarga, KTP, atau NPWP tanpa alasan jelas.
Email tidak profesional, yang berbeda dengan domain resmi perusahaan besar.
Jakarta:
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, terkesan setelah diberikan nama dalam versi Bahasa Mandarin oleh seorang instruktur Bahasa Mandarin di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang, Jawa Tengah. Nama tersebut diyakini memiliki makna khusus.
"Ada momen yang sangat berkesan ketika saya diberikan ‘Chinese name’ oleh instruktur Bahasa Mandarin di BBPVP Semarang," ujar Yassierli sambil tersenyum dalam video yang dikutip dari akun instagramnya, Senin 2 Desember 2024.
Hal ini terjadi di sela-sela agenda pembukaan Naker Fest dan Job Fair yang digelar pada Sabtu, 30 November 2024, di BBPVP Semarang. Acara ini tidak hanya menjadi momentum untuk mempertemukan perusahaan dan pencari kerja, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemerintah mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja di Indonesia.
Baca juga:
Indonesia Cari Solusi Lepas dari Middle Income Trap, Begini Caranya
Rangkaian Job Fair 2024
Acara Naker Fest dan Job Fair di Semarang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan sepanjang tahun 2024. Secara keseluruhan, kementerian telah menggelar Job Fair di 22 lokasi di seluruh Indonesia, mencatat total kunjungan sebanyak 42.000 pencari kerja. Acara ini menawarkan lebih dari 32.000 lowongan kerja dari berbagai sektor.
Untuk mendukung pencari kerja di akhir tahun, tersisa satu agenda Naker Expo yang akan digelar, seperti:
-
Naker Fest Jakarta: 14–15 Desember 2024 di Gedung Kemenaker Kav. 51.
Waspada Penipuan Lowongan Kerja
Di tengah antusiasme terhadap acara ini, Kemenaker juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai modus penipuan lowongan kerja yang marak terjadi. Beberapa ciri lowongan kerja palsu antara lain:
- Bahasa penulisan buruk, sering kali menggunakan kata yang tidak formal dan banyak typo.
- Meminta sejumlah uang, dengan alasan biaya transportasi atau pendaftaran.
- Gaji fantastis, tidak sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan.
- Meminta informasi pribadi, seperti nomor keluarga, KTP, atau NPWP tanpa alasan jelas.
- Email tidak profesional, yang berbeda dengan domain resmi perusahaan besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)