medcom.id, Jakarta: Proses pencarian AirAsia QZ 8501 mulai menemui titik terang. Ekor pesawat berhasil diangkat dari dasar laut dan sekarang sinyal yang diduga berasal dari Underwater Locater Beacon (ULT) sudah dideteteksi Kapal Baruna Jaya.
Basarnas pun mulai mengurangi jumlah unit Search and Rescue (SRU) baik di laut maupun udara. Area pencarian yang makin mengerucut dan sistem yang dibutuhkan menjadi pertimbangan utama pengurangan jumlah SRU dari luar negeri.
"Sekarang sudah mulai dikurangi karena sekarang area sudah mulai mengerucut ke area tambahan dua. Kita hitung juga luasan daerah prioritas dengan kemampuan kapal masing masing negara," kata Kabasarnas FHB Soelistyo di gedung Basarnas Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (11/1/2015).
Ia menjelaskan, saat ini batuan dari Rusia, Jepang, Australia, dan Korsel sudah ditarik dari area lokasi pencarian. Kini, yang tersisa adalah dua kapal milik AS, dua milik Singapura, dua milik Malaysia dan satu milik Tiongkok.
"Kapal yang masih bertahan itu masih kita butuhkan peralatannya untuk proses pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia," paparnya.
medcom.id, Jakarta: Proses pencarian AirAsia QZ 8501 mulai menemui titik terang. Ekor pesawat berhasil diangkat dari dasar laut dan sekarang sinyal yang diduga berasal dari
Underwater Locater Beacon (ULT) sudah dideteteksi Kapal Baruna Jaya.
Basarnas pun mulai mengurangi jumlah unit
Search and Rescue (SRU) baik di laut maupun udara. Area pencarian yang makin mengerucut dan sistem yang dibutuhkan menjadi pertimbangan utama pengurangan jumlah SRU dari luar negeri.
"Sekarang sudah mulai dikurangi karena sekarang area sudah mulai mengerucut ke area tambahan dua. Kita hitung juga luasan daerah prioritas dengan kemampuan kapal masing masing negara," kata Kabasarnas FHB Soelistyo di gedung Basarnas Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (11/1/2015).
Ia menjelaskan, saat ini batuan dari Rusia, Jepang, Australia, dan Korsel sudah ditarik dari area lokasi pencarian. Kini, yang tersisa adalah dua kapal milik AS, dua milik Singapura, dua milik Malaysia dan satu milik Tiongkok.
"Kapal yang masih bertahan itu masih kita butuhkan peralatannya untuk proses pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)