medcom.id, Medan: Pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, terbang sangat rendah sebelum jatuh. Saksi mata juga melihat, pesawat terbalik sebelum menghantam tanah.
Iwan Tarigan, 32, warga setempat menuturkan, ia tengah mengendarai bentor (becak motor) saat kejadian berlangsung. Kala itu, ia baru saja mengantar penumpang dan menunggu lampu merah di Simpang Simalingkar arah ke Berastagi. Persis di Jalan Jamin Ginting, tempat pesawat jatuh.
"Waktu itu aku lagi di lampu merah, di atas pesawat rendah sekali. Ku pikir lagi main-main," kata Iwan mengenang kejadian itu, Sabtu (3/7/2015).
Usai lampu menyala hijau, ia lantas memacu bentornya. Tapi matanya tetap menatap pesawat rendah itu. Saat itulah, bapak dua anak ini melihat pesawat yang ia pikir tengah 'bermain-main', jatuh.
"Jadi sebelum jatuh, dia terbalik ke sebelah kanan. Habis itu jatuh. Suaranya besar sekali," tutur Iwan.
Seiring dengan jatuhnya pesawat, api dan asap hitam membumbung ke langit dengan tinggi. Ia bahkan sempat menderita luka kecil di kaki sebelah kiri. "Mungkin karena minyaknya," imbuh dia.
Usai suara ledakan yang sangat keras, ia juga mendengar suara ledakan sekali lagi. Tapi, tanpa asap dan api hitam yang membumbung. Usai kejadian itu, ia lantas pulang dan memberitahu teman-temannya, yang biasa mangkal di RSUP Adam Malik. Tapi, tak ada satupun yang percaya.
"Katanya ah, mana mungkin. Baru waktu lihat tv, percaya sama aku," ujar Iwan sembari tertawa.
medcom.id, Medan: Pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, terbang sangat rendah sebelum jatuh. Saksi mata juga melihat, pesawat terbalik sebelum menghantam tanah.
Iwan Tarigan, 32, warga setempat menuturkan, ia tengah mengendarai bentor (becak motor) saat kejadian berlangsung. Kala itu, ia baru saja mengantar penumpang dan menunggu lampu merah di Simpang Simalingkar arah ke Berastagi. Persis di Jalan Jamin Ginting, tempat pesawat jatuh.
"Waktu itu aku lagi di lampu merah, di atas pesawat rendah sekali. Ku pikir lagi main-main," kata Iwan mengenang kejadian itu, Sabtu (3/7/2015).
Usai lampu menyala hijau, ia lantas memacu bentornya. Tapi matanya tetap menatap pesawat rendah itu. Saat itulah, bapak dua anak ini melihat pesawat yang ia pikir tengah 'bermain-main', jatuh.
"Jadi sebelum jatuh, dia terbalik ke sebelah kanan. Habis itu jatuh. Suaranya besar sekali," tutur Iwan.
Seiring dengan jatuhnya pesawat, api dan asap hitam membumbung ke langit dengan tinggi. Ia bahkan sempat menderita luka kecil di kaki sebelah kiri. "Mungkin karena minyaknya," imbuh dia.
Usai suara ledakan yang sangat keras, ia juga mendengar suara ledakan sekali lagi. Tapi, tanpa asap dan api hitam yang membumbung. Usai kejadian itu, ia lantas pulang dan memberitahu teman-temannya, yang biasa mangkal di RSUP Adam Malik. Tapi, tak ada satupun yang percaya.
"Katanya ah, mana mungkin. Baru waktu lihat tv, percaya sama aku," ujar Iwan sembari tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)