Rumah Singgah RSCM. Foto: MTVN/Damar Iradat
Rumah Singgah RSCM. Foto: MTVN/Damar Iradat

Pasien Kanker Rasakan Manfaat Rumah Singgah RSCM

Damar Iradat • 12 Mei 2016 17:38
medcom.id, Jakarta: Sembilan bulan sudah Sukenah kerap bolak-balik Jakarta-Indramayu. Tujuannya hanya satu, agar kanker payudara yang menyerangnya dapat disembuhkan.
 
Perempuan 65 tahun itu mengaku tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat. Kadang, ia bahkan harus menetap di rumah singgah yang ada di dalam kompleks rumah sakit yang telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda itu.
 
Ditemani putri bungsunya, Kamsiah, 41, Sukenah saat ini telah menetap selama satu bulan di rumah singgah. Dalam waktu dekat dia akan menjalani operasi pengangkatan kanker yang ketiga kali. Namun, untuk dapat naik ke meja operasi, Sukenah terus mendapat halangan.

"(Sebulan menginap) Karena ini mau operasi gagal terus. Karena tangan ibu bengkak. Jadi, kita menunggu keputusan dokter," ungkap Sukenah sembari menunjukkan tangan kanannya yang masih bengkak kepada Metrotvnews.com, di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2016).
 
Pasien Kanker Rasakan Manfaat Rumah Singgah RSCM
Asmalia dan Sukenah. Foto: MTVN/Damar Iradat
 
Sukenah mengaku cukup terbantu dengan adanya rumah singgah yang berlokasi masih dalam kompleks RSCM. Pasalnya, dengan biaya Rp15 ribu, mereka dapat menempati salah satu ruangan di rumah singgah. Sementara, dalam waktu sebulan, biaya yang perlu Sukenah keluarkan hanya Rp45 ribu.
 
Angka tersebut masih jauh lebih murah dibanding Sukenah menyewa rumah kontrakan di sekitar Jakarta Pusat. Belum lagi untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan tiga kali sehari dan kebutuhan lainnya.
 
Selama ini, Sukenah mengakui jika biaya penyembuhan kankernya ditanggung Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Namun, ia juga perlu merogoh kantongnya cukup dalam untuk biaya ongkos Indramayu-Jakarta.
 
"Sekali jalan dari Indramayu ke Jakarta bisa habis Rp800 ribu. Kalau bolak-balik bisa Rp1,6 juta," kata dia.
 
Sukenah dan Kamsiah sesekali pulang ke Indramayu jika telah menjalani kemoterapi maupun terapi sinar. Alasannya, Sukenah lebih kerasan berada di tengah anak dan cucunya di rumah ketimbang harus menetap di rumah singgah.
 
"Kan kalau habis kemo badan lemas, kalau di sini siapa yang mau rawat?" lirih wanita yang mengidap kanker payudara stadium 3 ini.
 
Kamsiah, putri Sukenah mengatakan, selama menetap di rumah singgah, ibunya cukup terbantu. Apalagi, di sana juga banyak pasien yang senasib dengannya.
 
"Tapi di rumah singgah enak, ibu jadi punya teman. Dan jadi mensuyukuri hidup, karena ternyata masih banyak yang kurang beruntung dari ibu saya," ucap Kamsiah.
 
Pasien Kanker Rasakan Manfaat Rumah Singgah RSCM
Suasana di salah satu sudut Rumah Singgah RSCM, Kamis (12/5/2016). Foto: MTVN/Damar Iradat
 
Senada dengan Sukenah, pasien kanker lainnya, Asmalia, 47, juga merasa kemudahan tersebut. Perempuan asal Merak, Banten itu kini tidak perlu dalam sehari pulang pergi dari rumahnya ke RSCM.
 
Sejak divonis mengidap kanker payudara stadium 4 pada 2009 silam, dirinya mengaku mengetahui jelas bagaimana sulitnya agar dapat ditangani dokter. Panjangnya antrean jadi sebabnya.
 
Asmalia mengaku telah menjalani perawatan sejak 2009, namun Asmalia baru menetap di rumah singgah per November 2015. Keputusan itu ia ambil saat akan menjalani kemoterapi line 3.
 
"Saya diperiksa di sini dari tahun 2009, dan menetap November 2015, supaya lebih mudah pemeriksaannya. (Antreannya) enggak ada perubahan dari 2009. Malah tambah banyak setelah ada BPJS," tukas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan