medcom.id, Jakarta: Ada tiga catatan penting terkait kecelakaan Bus TransJakarta di lintasan kereta api Gunung Sahari-Ancol. Bus TransJakarta terserempet Kereta Api Senja Utama Solo, Kamis pagi 19 Mei.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono sudah berbicara dengan Aidil Setiawan, sopir Bus TransJakarta yang terserempet kereta api. Dari keterangan Aidil, Budi mendapati banyak informasi terkait kecelakaan itu.
Catatan pertama, kata Budi, saat Bus TransJakarta melintas, palang pintu perlintasan kereta api tidak menutup. Tak lama, Kereta Api Senja Utama Solo lewat dan menyerempet buntut Bus TransJakarta yang dikendarai Aidil.
"Kalau ditutup kan pasti palangnya hancur. Ini tidak, bahkan setelah kecelakaan palang baru ditutup," kata Budi kepada Metrotvnews.com saat menjenguk Aidil di Rumah Sakit Bakti Husada, Mangga Dua, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Kedua, ada indikasi kecelakaan ini karena kelalaian petugas jaga palang pintu perlintasan. Budi mengatakan, kalau pun petugas jaga bekerja benar, ada jeda waktu antara palang pintu ditutup, kereta melintas, lalu palang pintu dibuka.
Tapi di lapangan kondisinya tidak seperti itu. Aidil pun terus mengendarai Bus TransJakarta hingga hampir melewati rel. Terakhir, kata dia, Aidil tidak mendengar sirine sebagai tanda ada kereta api akan melintas.
Budi mengaku sudah menyerahkan rekaman CCTV yang dipasang di bus merek Scania itu kepada polisi. Menurut dia, bukti itu akan menunjukkan waktu Bus TransJakarta dan Kereta Api Senjata Utama Solo melintas.
Budi mengatakan, langkah hukum ini bukan untuk mencari 'kambing hitam'. "Tapi, dari kondisi itu menunjukkan ada hal lain yang bisa dilihat," ujar dia.
Aidil beberapa kali mengendarai Bus TransJakarta melintasi rel kereta api Gunung Sahari-Ancol. Pagi itu, ia sama sekali tidak mendengar sirine peringatan ada kereta api melintas. Palang pintu tidak menutup.
Ia terus memacu bus. Tiba-tiba, Kereta Api Senja Utama Solo melintas dan menyerempet bagian kanan badan bus. Setelah itu, Aidil tidak sadar. Ia ditolong sekuriti pusat perbelanjaan di dekat lokasi kejadian.
Aidil membantah tuduhan ia menerobos perlintasan kereta api. Saat itu, mobil Toyota Avanza yang datang dari arah berlawanan juga nyaris jadi korban. "Sama sekali tidak ada (sirine)," kata Aidil kepada Metrotvnews.com.
"Sekuriti yang menolong saya juga bilang kejadian itu, palang pintu tertutup dan tidak ada rusak sama sekali," tambah Aidil.
Kondisi Aidil terus membaik. Budi mengatakan, PT TransJakarta akan terus memberikan pendampingan kepada pria yang sudah bekerja selama lima tahun itu.
medcom.id, Jakarta: Ada tiga catatan penting terkait kecelakaan Bus TransJakarta di lintasan kereta api Gunung Sahari-Ancol. Bus TransJakarta terserempet Kereta Api Senja Utama Solo, Kamis pagi 19 Mei.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono sudah berbicara dengan Aidil Setiawan, sopir Bus TransJakarta yang terserempet kereta api. Dari keterangan Aidil, Budi mendapati banyak informasi terkait kecelakaan itu.
Catatan pertama, kata Budi, saat Bus TransJakarta melintas, palang pintu perlintasan kereta api tidak menutup. Tak lama, Kereta Api Senja Utama Solo lewat dan menyerempet buntut Bus TransJakarta yang dikendarai Aidil.
"Kalau ditutup kan pasti palangnya hancur. Ini tidak, bahkan setelah kecelakaan palang baru ditutup," kata Budi kepada Metrotvnews.com saat menjenguk Aidil di Rumah Sakit Bakti Husada, Mangga Dua, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2016).
Kedua, ada indikasi kecelakaan ini karena kelalaian petugas jaga palang pintu perlintasan. Budi mengatakan, kalau pun petugas jaga bekerja benar, ada jeda waktu antara palang pintu ditutup, kereta melintas, lalu palang pintu dibuka.
Tapi di lapangan kondisinya tidak seperti itu. Aidil pun terus mengendarai Bus TransJakarta hingga hampir melewati rel. Terakhir, kata dia, Aidil tidak mendengar sirine sebagai tanda ada kereta api akan melintas.
Budi mengaku sudah menyerahkan rekaman CCTV yang dipasang di bus merek Scania itu kepada polisi. Menurut dia, bukti itu akan menunjukkan waktu Bus TransJakarta dan Kereta Api Senjata Utama Solo melintas.
Budi mengatakan, langkah hukum ini bukan untuk mencari 'kambing hitam'. "Tapi, dari kondisi itu menunjukkan ada hal lain yang bisa dilihat," ujar dia.
Aidil beberapa kali mengendarai Bus TransJakarta melintasi rel kereta api Gunung Sahari-Ancol. Pagi itu, ia sama sekali tidak mendengar sirine peringatan ada kereta api melintas. Palang pintu tidak menutup.
Ia terus memacu bus. Tiba-tiba, Kereta Api Senja Utama Solo melintas dan menyerempet bagian kanan badan bus. Setelah itu, Aidil tidak sadar. Ia ditolong sekuriti pusat perbelanjaan di dekat lokasi kejadian.
Aidil membantah tuduhan ia menerobos perlintasan kereta api. Saat itu, mobil Toyota Avanza yang datang dari arah berlawanan juga nyaris jadi korban. "Sama sekali tidak ada (sirine)," kata Aidil kepada Metrotvnews.com.
"Sekuriti yang menolong saya juga bilang kejadian itu, palang pintu tertutup dan tidak ada rusak sama sekali," tambah Aidil.
Kondisi Aidil terus membaik. Budi mengatakan, PT TransJakarta akan terus memberikan pendampingan kepada pria yang sudah bekerja selama lima tahun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)