Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo -- MTVN/Yogi Bayu Aji
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo -- MTVN/Yogi Bayu Aji

Indonesia Minta Pemerintah Filipina Bebaskan Sandera

Yogi Bayu Aji • 11 Juli 2016 16:56
medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan melakukan rapat tertutup untuk membahas penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) di Filipina. Rapat memutuskan agar Pemerintah Filipina turun langsung dalam membebaskan sandera.
 
"Kita akan minta upaya keras Pemerintah Filipina segera melakukan pembebasan sandera," kata Retno di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2016).
 
Menlu Retno menyebut, Pemerintah Indonesia mengimbau Pemerintah Filipina dan Malaysia untuk mengamankan wilayah mereka. Kasus penyanderaan WNI oleh kelompok bersenjata di Filipina yang telah terjadi beberapa kali tidak dapat ditoleransi.

Selain itu, Retno menjelaskan bahwa komunikasi intensif perlu dilakukan di semua level pemerintahan. Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah menghubugi Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
 
"Semua dari kita bergerak dengan mitra masing-masing dengan satu tujuan, demi terbebasnya sandera," pungkas Retno.
 
Diketahui, tujuh WNI anak buah kapal Tugboat Charles 001 dan tongkang Robby 152 disandera kelompok bersenjata di Filipina di Laut Sulu, barat daya Filipina pada Kamis 23 Juni 2016. Awalnya, ada 13 ABK yang ditahan penyandera. Namun, enam ABK dibebaskan.
 
Kelompok bersenjata Abu Sayyaf diyakini terlibat dalam penyanderaan tujuh anak buah kapal ini. Kelompok yang memiliki banyak faksi ini telah dua kali menyandera ABK asal Indonesia pada April dan Mei lalu.
 
Abu Sayyaf merupakan sempalan dari kubu MILF (Barisan Pembebasan Islam Moro). Kelompok ini dibuat Abdurrazak Abu Bakar Janjalani.
 
Pada 23 Juli 2014, Isnilon Totoni Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf, berbaiat kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Dua bulan kemudian, milisi mulai menculik warga asing demi menuntut uang tebusan.
 
Kabar terbaru, Abu Sayyaf diduga terlibat dalam penculikan tiga WNI pada Sabtu 9 Juli lalu. Mereka diadang dan diambil paksa di Perairan Sabah, Malaysia, saat menjadi anak buah kapal di kapal nelayan berkendara Malaysia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan