Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan kondisi cuaca saat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan. Salah satunya, kondisi langit sekitar Jakarta menjelang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 akan mengudara.
"Kondisi cuaca sebelum dan saat take off terdapat awan CB (kumulonimbus) di atas Jakarta," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.
Dia menjelaskan paparan awan kumulonimbus berada di jalur penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Awan berukuran besar tersebut membetang di atas Pulau Jawa bagian barat.
"Kemudian bergerak ke arah tenggara (Pulau Jawa)," kata dia.
Menurut dia, tidak ada data potensi butiran es di mesin pesawat pada ketinggian 11 ribu kaki yang dilalui oleh pesawat Sriwijaya SJ-182. Potensi icing hanya ada di ketinggian 16-27 ribu kaki berdasarkan pantauan radiosonde pada 7-9 Januari 2021.
Baca: Investigasi Sriwijaya SJ-182 Tunggu Hasil Pemeriksaan di Amerika dan Inggris
Dwikora menjelaskan kondisi cuaca di sekitar Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk menjelang pesawat mengudara pada pukul 13.11 WIB. Hal itu kemudian membuat maskapai menunda penerbangan menjadi 14.37 WIB.
Adapun kondisi cuaca di sekitar bandara, yaitu hujan dengan intensistas rendah disertai badai petir. Kondisi cuaca dan jarak pandang membaik menjelang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengudara.
"Kemudian jam 14.36 WIB kondisi cuaca mulai membaik sehingga pesawat diiizinkan take off namun 4 menit berselang dilaporkan lost contact," ujar dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan kondisi cuaca saat
Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan. Salah satunya, kondisi langit sekitar Jakarta menjelang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 akan mengudara.
"Kondisi cuaca sebelum dan saat
take off terdapat awan CB (kumulonimbus) di atas Jakarta," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.
Dia menjelaskan paparan awan kumulonimbus berada di jalur penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Awan berukuran besar tersebut membetang di atas Pulau Jawa bagian barat.
"Kemudian bergerak ke arah tenggara (Pulau Jawa)," kata dia.
Menurut dia, tidak ada data potensi butiran es di mesin pesawat pada ketinggian 11 ribu kaki yang dilalui oleh pesawat Sriwijaya SJ-182. Potensi
icing hanya ada di ketinggian 16-27 ribu kaki berdasarkan pantauan radiosonde pada 7-9 Januari 2021.
Baca:
Investigasi Sriwijaya SJ-182 Tunggu Hasil Pemeriksaan di Amerika dan Inggris
Dwikora menjelaskan kondisi cuaca di sekitar Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk menjelang
pesawat mengudara pada pukul 13.11 WIB. Hal itu kemudian membuat maskapai menunda penerbangan menjadi 14.37 WIB.
Adapun kondisi cuaca di sekitar bandara, yaitu hujan dengan intensistas rendah disertai badai petir. Kondisi cuaca dan jarak pandang membaik menjelang pesawat Sriwijaya Air
SJ-182 mengudara.
"Kemudian jam 14.36 WIB kondisi cuaca mulai membaik sehingga pesawat diiizinkan
take off namun 4 menit berselang dilaporkan
lost contact," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)