Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut Indonesia mengalami lonjakan kasus virus korona (covid-19). Dari Awal November, jumlah kasus covid-19 di Indonesia terus meninggi.
"Dari sekitar 54 ribu di awal November sekarang sudah 110 ribu, jadi sudah 100 persen peningkatannya dalam waktu dua bulan. Ini adalah alarm yang sangat penting," ujar Wiku di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Kamis, 24 Desember 2020.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan pandemi belum berakhir. Bahkan, kata dia, pemerintah juga belum tahu kapan wabah virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, Tiongkok, ini berhenti.
Baca: 2 Kelompok yang Tak Percaya Covid-19
Doni mengamini kenaikan kasus dalam dua bulan terakhir merepotkan. Pemerintah pun makin keteteran. Kenaikan kasus juga diperburuk dengan turunnya tingkat kesembuhan pasien covid-19 hingga 2,7 persen dari angka rata-rata global.
"Yang semula pada tanggal 10 November 2020 angka kesembuhan berada pada posisi 84,57 persen (rata-rata global), namun saat ini menurun sebanyak 2,75 persen, menjadi 81,82 persen," ucap Doni dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 29 Desember 2020.
Penurunan angka kesembuhan diyakini karena merosotnya kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan. Publik jenuh karena pandemi sudah berlangsung sembilan bulan. Doni meminta masyarakat tidak kehilangan asa. Publik wajib terus mengetatkan protokol kesehatan untuk melawan pandemi.
"Oleh karenanya, upaya untuk menekan kasus ini harus betul-betul dilakukan secara serentak dan bersama-sama," tutur Doni.
Menurut dia, Indonesia bisa beberapa kali melewati masa lonjakan kasus dengan penanganan yang baik. Bahkan, kata dia, saat angka kenaikan kasus berada di atas rata-rata global pada 10 November 2020.
"Kemudian kita mampu menekan angka kasus tersebut sampai ke posisi di angka 12,12 persen (dari rata-rata kasus global)," kata Doni.
Doni mendorong pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat terus bersinergi dalam memerangi covid-19. Memakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan wajib terus diterapkan di tengah pandemi yang sedang mengganas.
"Ini adalah sebuah strategi yang tepat, ketika pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan juga segenap komponen masyarakat lainnya ikut mendukung peningkatan disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kita bisa menurunkan jumlah kasus aktif dengan jumlah yang cukup signifikan," ujar Doni.
Pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangandan #cucitanganpakaisabun.
Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut Indonesia mengalami lonjakan kasus virus korona (
covid-19). Dari Awal November, jumlah kasus covid-19 di Indonesia terus meninggi.
"Dari sekitar 54 ribu di awal November sekarang sudah 110 ribu, jadi sudah 100 persen peningkatannya dalam waktu dua bulan. Ini adalah alarm yang sangat penting," ujar Wiku di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Kamis, 24 Desember 2020.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan pandemi belum berakhir. Bahkan, kata dia, pemerintah juga belum tahu kapan wabah virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, Tiongkok, ini berhenti.
Baca:
2 Kelompok yang Tak Percaya Covid-19
Doni mengamini kenaikan kasus dalam dua bulan terakhir merepotkan. Pemerintah pun makin keteteran. Kenaikan kasus juga diperburuk dengan turunnya tingkat kesembuhan pasien covid-19 hingga 2,7 persen dari angka rata-rata global.
"Yang semula pada tanggal 10 November 2020 angka kesembuhan berada pada posisi 84,57 persen (rata-rata global), namun saat ini menurun sebanyak 2,75 persen, menjadi 81,82 persen," ucap Doni dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 29 Desember 2020.
Penurunan angka kesembuhan diyakini karena merosotnya kepatuhan masyarakat akan
protokol kesehatan. Publik jenuh karena pandemi sudah berlangsung sembilan bulan. Doni meminta masyarakat tidak kehilangan asa. Publik wajib terus mengetatkan protokol kesehatan untuk melawan pandemi.
"Oleh karenanya, upaya untuk menekan kasus ini harus betul-betul dilakukan secara serentak dan bersama-sama," tutur Doni.
Menurut dia, Indonesia bisa beberapa kali melewati masa lonjakan kasus dengan penanganan yang baik. Bahkan, kata dia, saat angka kenaikan kasus berada di atas rata-rata global pada 10 November 2020.
"Kemudian kita mampu menekan angka kasus tersebut sampai ke posisi di angka 12,12 persen (dari rata-rata kasus global)," kata Doni.
Doni mendorong pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat terus bersinergi dalam memerangi covid-19. Memakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan wajib terus diterapkan di tengah pandemi yang sedang mengganas.
"Ini adalah sebuah strategi yang tepat, ketika pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan juga segenap komponen masyarakat lainnya ikut mendukung peningkatan disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kita bisa menurunkan jumlah kasus aktif dengan jumlah yang cukup signifikan," ujar Doni.
Pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan
#ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangandan #cucitanganpakaisabun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)