Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2021. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 5 Januari 2021. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

Pemerintah Buka Peluang Swasta Ikut Kembangkan Vaksin Merah Putih

Nur Azizah • 05 Maret 2021 09:13
Jakarta: Pemerintah tak menutup peluang perusahaan swasta ikut mengembangkan Vaksin Merah Putih. Vaksin covid-19 buatan anak negeri ini sudah masuk tahapan penelitian berskala laboratorium atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi.
 
Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Naisonal (Kemenristek/BRIN) terus memantau pengembangan vaksin. Pemerintah sudah mempersiapkan pengadaan hingga tahapan industrial demi terjaminnya produksi vaksin dalam jumlah besar.
 
"Kami membuka seluas-luasnya, di bawah koordinasi pemerintah untuk hilirisasi, baik meningkatkan kapasitas produksi, memfasilitasi proses uji praklinis dan uji klinis, maupun meluaskan target pasar," jelas juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito seperti dikutip dari laman Covid-19.go.id, Jakarta, Jumat, 5 Maret 2021.

Baca: Masuknya Varian B117 ke Indonesia Jadi Pelajaran Berharga Satgas Covid-19
 
Menurut dia, Vaksin Merah Putih menjadi modal bangsa dalam penanganan pandemi covid-19 untuk jangka panjang. Pengadaan vaksin di dalam negeri juga demi menghindari ketergantungan Indonesia terhadap vaksin impor.
 
Dengan memproduksi vaksin sendiri, pemenuhan kebutuhan vaksinasi bisa terjaga. Selain itu, Vaksin Merah Putih menjadi alat Indonesia dalam mencapai ketahanan kesehatan global. 
 
Vaksin Merah Putih dibuat melalui kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah nonkementerian, dan perguruan tinggi. Pihak yang terlibat ialah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). 
 
Pengembangan vaksin menggunakan platform protein rekombinan, viral factor, termasuk inactivated virus, dan genetik menggunakan DNA atau MRNA. Dalam pengembangan vaksin, peneliti tidak hanya menggunakan pendekatan medis, tetapi unsur lain yang kompleks.
 
Pembuatan vaksin mengacu pada good manufacturing practice. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun  20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Lembuatan Obat yang Baik. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan