Jakarta: Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan dalam negeri dapat bersaing dengan negara lain. Bahkan, banyak dokter Indonesia menjadi pengajar di negara yang sektor kesehatannya terbilang maju.
"Dokter kita bukan hanya mengajar di Malaysia, tapi juga di Singapura, juga Korea Selatan. Jadi artinya enggak kalah kita," kata Syahril, Sabtu, 11 Maret 2023.
Dia menjelaskan sekitar dua juta orang memilih untuk berobat di negara lain merupakan permasalahan kompleks. Pertimbangan mereka bukan hanya pada dokternya, melainkan pada sarana dan prasarana hingga menjadi destinasi.
"Pilihan mereka itu bukan hanya dokter atau pilih rumah sakit tapi kompleks. Dokter sehebat apa pun kalau enggak ada alat enggak bisa, kemudian pelayanan publik yang harus disiapkan, misalnya, pasien kalau ke ke negara ini, wah enak ya dijemput di bandara, dibawa keliling ke mana dulu, penginapan yang murah dan macam-macam, sehingga sistem ini harus dibangun bareng-bareng," ungkap dia.
Kolaborasi pembangunan kesehatan di Indonesia juga bukan hanya dari dokternya melainkan seluruh aspek. Pembangunan SDM mulai dari perawat, tenaga kesehatan lain, hingga customer service yang diharapkan oleh rumah sakit lebih murah, cepat, jelas, dan ada jaminan.
"Tugasnya, bagaimana rumah sakit di Indonesia bisa memberikan infomrasi leih awal, sehingga berarti dia mampu untuk memiliki itu. Sekali lagi ini membutuhkan suatu sistem yang dari hulu ke hilir, tidak dokternya saja tapi semua sehingga menurut kita sistem ini harus dibangun bareng-bareng," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Juru bicara Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan kualitas
sumber daya manusia (SDM)
kesehatan dalam negeri dapat bersaing dengan negara lain. Bahkan, banyak dokter Indonesia menjadi pengajar di negara yang sektor kesehatannya terbilang maju.
"Dokter kita bukan hanya mengajar di Malaysia, tapi juga di Singapura, juga Korea Selatan. Jadi artinya enggak kalah kita," kata Syahril, Sabtu, 11 Maret 2023.
Dia menjelaskan sekitar dua juta orang memilih untuk berobat di negara lain merupakan permasalahan kompleks. Pertimbangan mereka bukan hanya pada dokternya, melainkan pada sarana dan prasarana hingga menjadi destinasi.
"Pilihan mereka itu bukan hanya dokter atau pilih rumah sakit tapi kompleks. Dokter sehebat apa pun kalau enggak ada alat enggak bisa, kemudian pelayanan publik yang harus disiapkan, misalnya, pasien kalau ke ke negara ini, wah enak ya dijemput di bandara, dibawa keliling ke mana dulu, penginapan yang murah dan macam-macam, sehingga sistem ini harus dibangun bareng-bareng," ungkap dia.
Kolaborasi pembangunan kesehatan di Indonesia juga bukan hanya dari dokternya melainkan seluruh aspek. Pembangunan SDM mulai dari perawat, tenaga kesehatan lain, hingga customer service yang diharapkan oleh rumah sakit lebih murah, cepat, jelas, dan ada jaminan.
"Tugasnya, bagaimana rumah sakit di Indonesia bisa memberikan infomrasi leih awal, sehingga berarti dia mampu untuk memiliki itu. Sekali lagi ini membutuhkan suatu sistem yang dari hulu ke hilir, tidak dokternya saja tapi semua sehingga menurut kita sistem ini harus dibangun bareng-bareng," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
