Jakarta: Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri terbilang masih sedikit. Secara persentase hanya sekitar 0,5 persen dari sekitar 270 juta jiwa populasi Indonesia.
"Data yang ada dua juta (berobat) di luar negeri, itu memang secara hitungan banyak. Tapi kalau persentasenya hanya 0,5 persen dari total populasi, jadi banyak warga Indonesia yang terlayani di Indonesia," kata Syahril, Jumat, 10 Maret 2023.
Kemenkes sedang mendengungkan strategi enam pilar transformasi kesehatan, salah satunya untuk masyarakat yang berobat ke luar negeri, untuk balik ke Indonesia. Salah satunya di tingkat yang paling dasar, yakni transformasi di layanan primer, seperti posyandu untuk direvitalisasi sehingga bisa melakukan langkah promitif dan preventif.
"Jadi rumah sakit kita ini yang ada di dalam negeri dapat diakses seluruh masyarakat dan mempunyai mutu. Dengan banyaknya masyarakat kita mungkin ada beberapa yang ingin lebih cepat dan mudah kalau dikatakan SDM (nakes) enggak kalah loh," ungkap dia.
Dia menilai seluruh dokter punya kemampuan yang sama karena basis ilmunya sama. "Enggak bisa dibandingkan apple to apple," ujar dia.
Oleh karena itu, masyarakat perlu yakin dengan potensi bangsa. Mulai dari rumah sakit, fasilitas layanan, dokter, hingga tenaga kesehatan (nakes) lainnya sudah berkembang dengan pesat ditambah dengan transformasi kesehatan.
"Dari 270 juta penduduk kita itu harus layani dengan sebaik mungkin, walaupun dia pakai BPJS, juga dengan enam transformasi tadi," kata dia.
Dia menjelaskan Presiden Joko Widodo menugaskan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan rancangan UU Kesehatan, yang bisa memberikan suatu jawaban solusi untuk melakukan penataan perbaikan dan penyempurnaan sistem pelayanan kesehatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Juru bicara
Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan masyarakat Indonesia yang
berobat ke luar negeri terbilang masih sedikit. Secara persentase hanya sekitar 0,5 persen dari sekitar 270 juta jiwa populasi Indonesia.
"Data yang ada dua juta (berobat) di luar negeri, itu memang secara hitungan banyak. Tapi kalau persentasenya hanya 0,5 persen dari total populasi, jadi banyak warga Indonesia yang terlayani di Indonesia," kata Syahril, Jumat, 10 Maret 2023.
Kemenkes sedang mendengungkan strategi enam pilar transformasi kesehatan, salah satunya untuk masyarakat yang berobat ke luar negeri, untuk balik ke Indonesia. Salah satunya di tingkat yang paling dasar, yakni transformasi di layanan primer, seperti posyandu untuk direvitalisasi sehingga bisa melakukan langkah promitif dan preventif.
"Jadi rumah sakit kita ini yang ada di dalam negeri dapat diakses seluruh masyarakat dan mempunyai mutu. Dengan banyaknya masyarakat kita mungkin ada beberapa yang ingin lebih cepat dan mudah kalau dikatakan SDM (nakes) enggak kalah loh," ungkap dia.
Dia menilai seluruh dokter punya kemampuan yang sama karena basis ilmunya sama. "Enggak bisa dibandingkan
apple to apple," ujar dia.
Oleh karena itu, masyarakat perlu yakin dengan potensi bangsa. Mulai dari rumah sakit, fasilitas layanan, dokter, hingga tenaga kesehatan (nakes) lainnya sudah berkembang dengan pesat ditambah dengan transformasi kesehatan.
"Dari 270 juta penduduk kita itu harus layani dengan sebaik mungkin, walaupun dia pakai BPJS, juga dengan enam transformasi tadi," kata dia.
Dia menjelaskan Presiden Joko Widodo menugaskan Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk melakukan rancangan UU Kesehatan, yang bisa memberikan suatu jawaban solusi untuk melakukan penataan perbaikan dan penyempurnaan sistem pelayanan kesehatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
