Hal tersebut ia ungkapkan kepada pendukung Ganjar-Mahfud via online. Awalnya, Ahok menjelaskan kenapa dirinya tidak berada satu kubu dengan presiden Jokowi yang berada di pihak Prabowo-Gibran.
Ia mengaku diiming-imingi jabatan menjadi Dirut Pertamina dan menteri oleh seseorang jika bergabung ke pihak Prabowo-Gibran.
"Saya ditawarkan jadi Dirut Pertamina Juni kemarin. Terus dia bilang, begitu menang, Maret ini reshuffle saya diangkat jadi menteri," kata Ahok.
Namun Ahok menolak tawaran itu. Ia bahkan memilih melepas jabatan sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina dan mendeklarasikan diri mendukung Ganjar-Mahfud.
Menurut Ahok, ia harus ikut berjuang agar Ganjar tidak kalah dalam kontestasi Pilpres. "Justru kalau Ganjar akan kalah, saya harus melepaskan jabatan saya untuk fight kemenangan Ganjar. Kalau kamu merasa Ganjar akan kalah, tidak bisa satu putaran, kamu harus keluar dong, all out berjuang buat dia," ujar Ahok.
Baca juga: Sebut Jokowi Tidak Bisa Kerja, Ahok: Saya Lebih Tahu! |
Sosok yang memenjarakan Ahok
Lebih lanjut, Ahok juga menyebut sosok berkuasa tersebut mengingatkan soal jasa Jokowi terhadap Ahok karena telah mengangkat derajatnya dari seorang mantan napi menjadi Komisaris Utama Pertamina.
Menanggapi pernyataan itu, Ahok membalas kalau sosok yang mengangkatnya jadi komisaris dan orang yang memenjarakannya tahun 2017 merupakan sosok yang sama. Ciri-ciri lain yang diungkap Ahok adalah sosok tersebut sudah keluar dari PDIP.
"Saya nggak usah sebut namanya, yang udah keluar dari PDIP. Telepon saya, kamu masih ingat loh, jasanya loh napi dijadikan komut. Saya bilang, saya dijadikan napi oleh siapa? Dia juga yang jadikan saya napi toh," pungkas Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id