goal.com
goal.com

Kolom Piala Dunia

Aroma Konspirasi dan Dugaan Brasil 'Dihadiahi' Juara

15 Juni 2014 12:04
medcom.id: Terkuaknya aroma konspirasi di balik terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 semakin menguatkan betapa FIFA yang dipimpin Presiden Sepp Blatter bukanlah organisasi yang bersih.
 
Dugaan yang menyeruak beberapa pekan sebelum Piala Dunia 2014 bergulir memang belum terbukti karena masih dalam proses investigasi. Namun, setidaknya sepak terjang FIFA yang kotor tidak lagi sebatas ucapan.
 
Pertengahan Maret lalu, legenda hidup Brasil Romario terang-terangan mengatakan Presiden FIFA Sepp Blatter bersama Sekretaris Jenderal Jerome Valcke merupakan maling, koruptor, dan orang berengsek.

Tudingan itu dilontarkan Romario karena dia merupakan kelompok penentang Piala Dunia 2014 digelar di Brasil. Dia menilai Brasil masih membutuhkan kesejahteraan dan bukan Piala Dunia 2014. Romario juga mengatakan pembangunan infrastruktur tidak berdampak langsung pada kaum papa di seluruh Brasil.
 
Kecaman terhadap FIFA yang diisi orang-orang korup membuat dugaan bahwa Brasil bisa saja dipersiapkan sebagai juara seolah menemukan pembenaran.
 
Brasil harus menjadi juara karena terus menerus dilanda demonstrasi menentang Piala Dunia 2014. Salah satu demonstrasi terbesar adalah ketika jutaan orang turun ke jalan pada Piala Konfederasi 2013. Mereka menolak uang pajak yang nilainya lebih dari 12 juta dolar AS tidak dialokasikan untuk layanan masyarakat dan kesehatan serta pendidikan.
 
Brasil harus juara karena trofi Piala Dunia 2014 akan memberi banyak makna buat negara ini. Pertama gelar tersebut bakal menyingkirkan trauma Piala Dunia 1950.
 
Ketika itu, Brasil untuk kali pertama menjadi tuan rumah dan berhasil mencapai partai pamungkas. Namun, Brasil gagal juara setelah dipermalukan Uruguay. Kegagalan itu menjadi mimpi buruk dan terus diceritakan dari generasi ke generasi.
 
Kedua, trofi itu juga mengakhiri paceklik gelar yang dialami Brasil. 'Selecao' terakhir kali menjadi juara pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang.
 
Tulisan ini tentu bukan untuk meremehkan Brasil yang memang terkenal sebagai rajanya sepak bola dunia. Brasil telah lima kali menjadi juara dunia dan masih menjadi negara yang paling banyak merengkuh trofi.
 
Saya adalah penggemar yang mendukung Neymar dan kawan-kawan menjadi raja sepak bola dunia. Namun, saya merupakan orang yang berharap mahkota itu diraih dengan cara-cara sportif bukan karena konspirasi. Semoga! (Irvan Sihombing)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BAS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan