medcom.id, Jakarta: Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki pesawat kepresidenan milik sendiri. Selama ini, mekanisme penggunaan pesawat kepresidenan dilakukan dengan sistem sewa pesawat komersial kepada maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ-2) akhirnya disambut resmi di Tanah Air pada Kamis (10/4/2014). Mensesneg menyatakan dari sisi kebanggaan nasional, sebagai negara besar Indonesia tentu lebih berbangga apabila Presiden RI menggunakan pesawat khusus kepresidenan yang canggih, modern, aman, dan benar-benar difungsikan untuk melayani tugas konstitusional presiden. "Pertama kali setelah lebih dari 69 tahun merdeka, Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri," ucapnya.
"Dari sisi anggaran negara, penggunaan pesawat kepresidenan jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat komersial," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dalam acara penerimaan pesawat kepresidenan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014). "Pesawat ini akan lebih dirasakan oleh presiden periode mendatang. Kalau yang sekarang paling 3-4 kali saja," ujarnya.
Untuk itu, ujar dia, dari sisi efisiensi dan efektifitas, penggunaan pesawat khusus kepresidenan tentu tidak mengganggu jadwal dan kinerja maskapai penerbangan komersial. "Selama ini, perusahaan penerbangan harus mengatur ulang jadwal penerbangannya apabila ada tugas-tugas kenegaraan yang mengharuskan menggunakan pesawat bagi perjalanan dinas Presiden," katanya.
Pengoperasian pesawat dilakukan TNI AU dan saat sedang tidak digunakan pesawat disimpan di hanggar TNI AU. Sedangkan kegiatan perawatan serta pemeliharaan dilakukan Garuda Indonesia, serta biaya perawatan dan pemeliharaan dikelola Kementerian Sekretariat Negara. "Pastikan anggaran dikelola dgn transparan dan akuntabel agar penggunaan benar-benar efisien dan efektif," kata Sudi.(Antara)
medcom.id, Jakarta: Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki pesawat kepresidenan milik sendiri. Selama ini, mekanisme penggunaan pesawat kepresidenan dilakukan dengan sistem sewa pesawat komersial kepada maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 2 (BBJ-2) akhirnya disambut resmi di Tanah Air pada Kamis (10/4/2014). Mensesneg menyatakan dari sisi kebanggaan nasional, sebagai negara besar Indonesia tentu lebih berbangga apabila Presiden RI menggunakan pesawat khusus kepresidenan yang canggih, modern, aman, dan benar-benar difungsikan untuk melayani tugas konstitusional presiden. "Pertama kali setelah lebih dari 69 tahun merdeka, Indonesia memiliki pesawat kepresidenan sendiri," ucapnya.
"Dari sisi anggaran negara, penggunaan pesawat kepresidenan jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat komersial," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dalam acara penerimaan pesawat kepresidenan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014). "Pesawat ini akan lebih dirasakan oleh presiden periode mendatang. Kalau yang sekarang paling 3-4 kali saja," ujarnya.
Untuk itu, ujar dia, dari sisi efisiensi dan efektifitas, penggunaan pesawat khusus kepresidenan tentu tidak mengganggu jadwal dan kinerja maskapai penerbangan komersial. "Selama ini, perusahaan penerbangan harus mengatur ulang jadwal penerbangannya apabila ada tugas-tugas kenegaraan yang mengharuskan menggunakan pesawat bagi perjalanan dinas Presiden," katanya.
Pengoperasian pesawat dilakukan TNI AU dan saat sedang tidak digunakan pesawat disimpan di hanggar TNI AU. Sedangkan kegiatan perawatan serta pemeliharaan dilakukan Garuda Indonesia, serta biaya perawatan dan pemeliharaan dikelola Kementerian Sekretariat Negara. "Pastikan anggaran dikelola dgn transparan dan akuntabel agar penggunaan benar-benar efisien dan efektif," kata Sudi.(Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)