medcom.id, Jakarta: Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan bahwa ekspor nonmigas memberikan kontribusi besar terhadap surplus neraca perdagangan pada Maret 2014. Indikasinya adalah surplus perdagangan nonmigas selama Maret 2014 sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat.
“Kinerja ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2014 mengalami peningkatan dan menciptakan surplus, konsisten dengan kondisi ekonomi global yang mulai membaik dan tidak terpengaruh oleh penurunan ekonomi di Tiongkok,” kata Lutfi dalam siaran persnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2014 mengalami surplus sebesar 673,2 juta dolar AS. Surplus itu dari ekspor Indonesia yang meningkat sebesar 15,21 miliar dolar AS. Sementara, nilai impor tercatat sebesar 14,54 miliar dolar AS.
Neraca nonmigas Maret 2014 mengalami surplus sebesar 2 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 25% dibanding bulan lalu yang hanya sebesar 1,6 miliar dolar AS. Selain itu, sektor nonmigas mengalami surplus sebesar 82% jika dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 1,1 miliar dolar AS.
"Surplus perdagangan nonmigas ini menghasilkan surplus total neraca perdagangan kita mencapai 673,2 juta dolar AS," ujar Lutfi.
Secara kumulatif pada triwulan I yakni Januari hingga Maret 2014, total neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 1,1 miliar dolar AS. Terdiri dari neraca nonmigas dengan surplus sebesar 4,2 miliar dolar AS sementara neraca migas defisit 3,1 miliar dolar AS.
Lutfi memaparkan bahwa negara mitra dagang yang berkontribusi besar terhadap surplus perdagangan Indonesia selama triwulan I 2014 adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang menyumbang surplus sebesar 0,5 miliar hingga 1,9 miliar dolar AS.
"Sementara negara mitra dagang yang menyebabkan defisit neraca perdagangan kita adalah RRT, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman," ujarnya.
Sedangkan impor nonmigas Indonesia turun sebesar 5,6%. Permintaan impor migas juga mengalami penurunan sebesar 4,3% dibanding tahun lalu. Total impor selama triwulan I 2014 mencapai 43,2 miliar dolar AS atau turun 5,3%.
Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 6,7%. Sementara impor gas turun sebesar 4%.
“Penurunan impor nonmigas dan penurunan permintaan impor migas dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan dimana sebelumnya permintaan impor selalu meningkat. Yang juga sangat menggembirakan adalah peningkatan ekspor perikanan yakni udang, serta sektor pertanian yang biasanya selalu menurun dari tahun ke tahun,” ungkap Lutfi.
Lutfi mengungkapkan bahwa impor komoditas nonmigas yang mengalami penurunan signifikan selama triwulan I 2014 adalah kapal terbang dan kendaraan bermotor. Impor komoditas itu turun masing-masing sebesar 69,4% dan 24,5%.
medcom.id, Jakarta: Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan bahwa ekspor nonmigas memberikan kontribusi besar terhadap surplus neraca perdagangan pada Maret 2014. Indikasinya adalah surplus perdagangan nonmigas selama Maret 2014 sebesar 2 miliar dolar Amerika Serikat.
“Kinerja ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2014 mengalami peningkatan dan menciptakan surplus, konsisten dengan kondisi ekonomi global yang mulai membaik dan tidak terpengaruh oleh penurunan ekonomi di Tiongkok,” kata Lutfi dalam siaran persnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2014 mengalami surplus sebesar 673,2 juta dolar AS. Surplus itu dari ekspor Indonesia yang meningkat sebesar 15,21 miliar dolar AS. Sementara, nilai impor tercatat sebesar 14,54 miliar dolar AS.
Neraca nonmigas Maret 2014 mengalami surplus sebesar 2 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 25% dibanding bulan lalu yang hanya sebesar 1,6 miliar dolar AS. Selain itu, sektor nonmigas mengalami surplus sebesar 82% jika dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 1,1 miliar dolar AS.
"Surplus perdagangan nonmigas ini menghasilkan surplus total neraca perdagangan kita mencapai 673,2 juta dolar AS," ujar Lutfi.
Secara kumulatif pada triwulan I yakni Januari hingga Maret 2014, total neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 1,1 miliar dolar AS. Terdiri dari neraca nonmigas dengan surplus sebesar 4,2 miliar dolar AS sementara neraca migas defisit 3,1 miliar dolar AS.
Lutfi memaparkan bahwa negara mitra dagang yang berkontribusi besar terhadap surplus perdagangan Indonesia selama triwulan I 2014 adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang menyumbang surplus sebesar 0,5 miliar hingga 1,9 miliar dolar AS.
"Sementara negara mitra dagang yang menyebabkan defisit neraca perdagangan kita adalah RRT, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman," ujarnya.
Sedangkan impor nonmigas Indonesia turun sebesar 5,6%. Permintaan impor migas juga mengalami penurunan sebesar 4,3% dibanding tahun lalu. Total impor selama triwulan I 2014 mencapai 43,2 miliar dolar AS atau turun 5,3%.
Di sektor migas, impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 6,7%. Sementara impor gas turun sebesar 4%.
“Penurunan impor nonmigas dan penurunan permintaan impor migas dibanding tahun lalu menjadi berita positif yang menggembirakan dimana sebelumnya permintaan impor selalu meningkat. Yang juga sangat menggembirakan adalah peningkatan ekspor perikanan yakni udang, serta sektor pertanian yang biasanya selalu menurun dari tahun ke tahun,” ungkap Lutfi.
Lutfi mengungkapkan bahwa impor komoditas nonmigas yang mengalami penurunan signifikan selama triwulan I 2014 adalah kapal terbang dan kendaraan bermotor. Impor komoditas itu turun masing-masing sebesar 69,4% dan 24,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)