London: Nahdliyyin Inggris Raya meluncurkan program Wakaf Gotong Royong untuk mendirikan masjid Indonesia di kota London, United Kingdom (UK). Program ini kolaborasi dari Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) UK, Muslimat NU UK, KBRI London dan IIC London.
Program ini juga berkolaborasi dengan beberapa lembaga, di antaranya NUCARE-Lazisnu, PPI UK, MES UK, Kitabisa, Masjid Istiqlal, Gusdurian Peduli, dan beberapa lembaga lainnya. Ketua PCINU Inggris Raya Shandy Adiguna mengatakan luas bangunan untuk masjid sekitar 368.5 meter persegi.
Pembangunan ini diproyeksikan menghabiskan anggaran Rp30 miliar. Sementara itu, dana yang sudah terkumpul Rp18 miliar.
"Sudah sekitar dua dekade lalu, almarhum Kiai Royandi Abbas dan beberapa kiai Nahdliyyin di Inggris menggagas pendirian masjid ini, namun menghadapi beberapa kendala," kata Shandy dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 14 Desember 2021.
Shandy mengajak banyak pihak untuk berkolaborasi mendirikan masjid Indonesia di London. Masih dibutuhkan Rp12 miliar lagi. Shandy mengatakan Wakaf Gotong Royong bisa disalurkan melalui Bank BNI dengan nomor rekening 0863842139 atas nama PP LAZIS NU, dengan kode akhir 09.
“Prinsipnya, kami ingin menghadirkan Islam yang rahmatan lil-alamin di London, Inggris. Kota London itu kan pusat peradaban, pemerintahan, ekonomi, dan politik internasional di Eropa, jadi ini misi penting, perjuangan kita semua,” ucap Shandy.
Baca: Ma'ruf Amin: Geger Jelang Muktamar NU Itu Biasa
Sebelumnya, PCI Muslimat NU Inggris Raya juga sudah kampanye untuk wakaf pendirian masjid Indonesia di London. Ketua PCI Muslimat NU Inggris Raya, Yayah Indra, mengungkapkan muslimat sedunia siap bersama-sama bergerak mensukseskan program ini.
“Alhamdulillah, beberapa waktu lalu kami menyelenggarakan agenda yang dihadiri Ketua Umum Muslimat Ibu Khofifah Indar Parawansa, Duta Besar Indonesi di London Desra Percaya, dan KH Faqih Abdul Kodir. Insyaallah, program-program yang diinisiasi keluarga besar muslimat akan mewarnai dakwah Islam di Inggris Raya,” jelas Yayah.
London: Nahdliyyin Inggris Raya meluncurkan program Wakaf Gotong Royong untuk mendirikan
masjid Indonesia di kota London, United Kingdom (UK). Program ini kolaborasi dari Pengurus Cabang Istimewa (PCI)
Nahdlatul Ulama (NU) UK, Muslimat NU UK, KBRI London dan IIC London.
Program ini juga berkolaborasi dengan beberapa lembaga, di antaranya NUCARE-Lazisnu, PPI UK, MES UK, Kitabisa, Masjid Istiqlal, Gusdurian Peduli, dan beberapa lembaga lainnya. Ketua PCINU Inggris Raya Shandy Adiguna mengatakan luas bangunan untuk masjid sekitar 368.5 meter persegi.
Pembangunan ini diproyeksikan menghabiskan anggaran Rp30 miliar. Sementara itu, dana yang sudah terkumpul Rp18 miliar.
"Sudah sekitar dua dekade lalu, almarhum Kiai Royandi Abbas dan beberapa kiai Nahdliyyin di Inggris menggagas pendirian masjid ini, namun menghadapi beberapa kendala," kata Shandy dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 14 Desember 2021.
Shandy mengajak banyak pihak untuk berkolaborasi mendirikan masjid Indonesia di London. Masih dibutuhkan Rp12 miliar lagi. Shandy mengatakan Wakaf Gotong Royong bisa disalurkan melalui Bank BNI dengan nomor rekening 0863842139 atas nama PP LAZIS NU, dengan kode akhir 09.
“Prinsipnya, kami ingin menghadirkan Islam yang
rahmatan lil-alamin di London, Inggris. Kota London itu kan pusat peradaban, pemerintahan, ekonomi, dan politik internasional di Eropa, jadi ini misi penting, perjuangan kita semua,” ucap Shandy.
Baca:
Ma'ruf Amin: Geger Jelang Muktamar NU Itu Biasa
Sebelumnya, PCI Muslimat NU Inggris Raya juga sudah kampanye untuk wakaf pendirian masjid Indonesia di London. Ketua PCI Muslimat NU Inggris Raya, Yayah Indra, mengungkapkan muslimat sedunia siap bersama-sama bergerak mensukseskan program ini.
“Alhamdulillah, beberapa waktu lalu kami menyelenggarakan agenda yang dihadiri Ketua Umum Muslimat Ibu Khofifah Indar Parawansa, Duta Besar Indonesi di London Desra Percaya, dan KH Faqih Abdul Kodir. Insyaallah, program-program yang diinisiasi keluarga besar muslimat akan mewarnai dakwah Islam di Inggris Raya,” jelas Yayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)