Jakarta: Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi ke Istana Merdeka, Jakarta. Pemanggilan untuk membahas perihal masalah kenaikan harga beras di sejumlah wilayah.
Kepala Negara ingin mendengar penjelasan dari para menteri tersebut mengapa harga beras naik beberapa waktu terakhir. Bahkan kenaikan terjadi di tengah stok beras yang melimpah.
"Bapak Presiden tadi menanyakan kenapa harganya bisa naik," ujar Syahrul selepas rapat, Senin, 17 Oktober 2022.
Ia mengaku ada beberapa faktor yang memicu masalah lonjakan harga. Salah satunya adalah aspek logistik atau transportasi. Kenaikan harga bahan bakar minyak secara otomatis memengaruhi tarif angkutan bahan pangan, yang pada akhirnya menambah beban harga jual.
"Kenaikan harga tentu saja karena banyak faktor. Faktor lapangan, ya termasuk masalah logistik, transportasi," jelas mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Untuk itu, Presiden memerintahkan seluruh menteri baik perdagangan, pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional, yang berada di bawah koordinasi Menko Perekonomian untuk turun tangan. Presiden ingin semua pihak ikut melakukan netralisasi harga.
Secara khusus, lanjut dia, Kepala Negara memerintahkan Bulog melakukan intervensi pembelian di tingkat petani secara maksimal demi memastikan cadangan beras pemerintah tetap aman. Stok yang semakin besar diharapkan bisa memengaruhi harga di lapangan.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog berada di kisaran 800 ribu ton. Presiden ingin ketersediaan terus ditingkatkan hingga menyentuh 1,2 juta ton.
"Kalau memang ada regulasi yang menyulitkan, Bapak Presiden minta itu diselesaikan. Bulog harus menyerap di atas 1,2 juta ton dan itu akan dilakukan dalam waktu singkat. Serapan itu juga harus memberikan margin yang lebih besar kepada petani," sambung Syahrul.
Saat ditemui selepas rapat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto enggan memberikan penjelasan tentang arahan atau hasil rapat terkait penurunan harga beras. "Tadi rapat internal," ucap Airlangga singkat.
Jakarta:
Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi ke Istana Merdeka, Jakarta. Pemanggilan untuk membahas perihal masalah kenaikan
harga beras di sejumlah wilayah.
Kepala Negara ingin mendengar penjelasan dari para menteri tersebut mengapa harga beras naik beberapa waktu terakhir. Bahkan kenaikan terjadi di tengah
stok beras yang melimpah.
"Bapak Presiden tadi menanyakan kenapa harganya bisa naik," ujar Syahrul selepas rapat, Senin, 17 Oktober 2022.
Ia mengaku ada beberapa faktor yang memicu masalah lonjakan harga. Salah satunya adalah aspek logistik atau transportasi. Kenaikan harga bahan bakar minyak secara otomatis memengaruhi tarif angkutan bahan pangan, yang pada akhirnya menambah beban harga jual.
"Kenaikan harga tentu saja karena banyak faktor. Faktor lapangan, ya termasuk masalah logistik, transportasi," jelas mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Untuk itu, Presiden memerintahkan seluruh menteri baik perdagangan, pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional, yang berada di bawah koordinasi Menko Perekonomian untuk turun tangan. Presiden ingin semua pihak ikut melakukan netralisasi harga.
Secara khusus, lanjut dia, Kepala Negara memerintahkan Bulog melakukan intervensi pembelian di tingkat petani secara maksimal demi memastikan cadangan beras pemerintah tetap aman. Stok yang semakin besar diharapkan bisa memengaruhi harga di lapangan.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog berada di kisaran 800 ribu ton. Presiden ingin ketersediaan terus ditingkatkan hingga menyentuh 1,2 juta ton.
"Kalau memang ada regulasi yang menyulitkan, Bapak Presiden minta itu diselesaikan. Bulog harus menyerap di atas 1,2 juta ton dan itu akan dilakukan dalam waktu singkat. Serapan itu juga harus memberikan margin yang lebih besar kepada petani," sambung Syahrul.
Saat ditemui selepas rapat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto enggan memberikan penjelasan tentang arahan atau hasil rapat terkait penurunan harga beras. "Tadi rapat internal," ucap Airlangga singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)