Jakarta: Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut 63,4 juta anak muda menjadi kunci keberhasilan Indonesia emas pada 2045. Mereka akan menentukan kualitas bonus demografi Indonesia.
"Tercapai bonus demografi kesejahteraan, kalau pendidikan baik, pekerjaan baik, keluarga baik, jaminan sosial baik," ujar Hasto dalam diskusi virtual bertajuk Megatren Demografis dan Visi Indonesia Emas 2045, Senin, 28 September 2020.
Hasto menuturkan kualitas anak muda akan terpuruk apabila Indonesia diwarnai dengan nikah muda, putus sekolah, tinggingnya kematian ibu dan bayi, serta pekerjaan dan jaminan sosial yang tidak jelas. Hal itu membuat bonus demografi menjadi kuantitas belaka, tanpa kualitas memumpuni.
(Baca: Hadapi Bonus Demografi Indonesia Butuh Siapkan Banyak Pemimpin)
"Faktor pendidikan, pernikahan, dan lainnya semuanya penentu yang penting, untuk mencapai bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan," tutur dia.
Dia menyebut pemerintah dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah buruknya kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satunya, melakukan pendekatan langsung, seperti keterjaminan nutrisi, air susu ibu, dan terbebas penyakit.
"Meskipun dia tinggal di permukiman kumuh, dia bisa menyusui, terbebas dari penyakit, tidak stunting," tutur dia.
Jakarta: Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (
BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut 63,4 juta anak muda menjadi kunci keberhasilan Indonesia emas pada 2045. Mereka akan menentukan kualitas bonus demografi Indonesia.
"Tercapai bonus demografi kesejahteraan, kalau pendidikan baik, pekerjaan baik, keluarga baik, jaminan sosial baik," ujar Hasto dalam diskusi virtual bertajuk Megatren Demografis dan Visi Indonesia Emas 2045, Senin, 28 September 2020.
Hasto menuturkan kualitas anak muda akan terpuruk apabila Indonesia diwarnai dengan nikah muda, putus sekolah, tinggingnya kematian ibu dan bayi, serta pekerjaan dan jaminan sosial yang tidak jelas. Hal itu membuat
bonus demografi menjadi kuantitas belaka, tanpa kualitas memumpuni.
(Baca:
Hadapi Bonus Demografi Indonesia Butuh Siapkan Banyak Pemimpin)
"Faktor pendidikan, pernikahan, dan lainnya semuanya penentu yang penting, untuk mencapai bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan," tutur dia.
Dia menyebut pemerintah dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah buruknya kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satunya, melakukan pendekatan langsung, seperti keterjaminan nutrisi, air susu ibu, dan terbebas penyakit.
"Meskipun dia tinggal di permukiman kumuh, dia bisa menyusui, terbebas dari penyakit, tidak stunting," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)