Jakarta: Indonesia kembali menerima kiriman bulk (bahan baku) vaksin covid-19 dari Sinovac, Tiongkok. Sebanyak 11 juta dosis bulk vaksin covid-19 tersebut langsung dikirim ke pabrik vaksin PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, untuk diproses menjadi vaksin siap pakai.
"Dalam proses pembuatan vaksin, ada dua proses. Proses upstream dilakukan di Sinovac, Tiongkok. Sedangkan downstream di PT Bio Farma," kata pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi dalam Breaking News Metro TV, Selasa, 2 Februari 2021.
Elizabeth mengakui proses produksi downstream dari bahan baku menjadi vaksin siap suntik makan waktu sekitar empat minggu. Jadi, vaksin yang tiba tak bisa langsung didistribusikan.
Namun, pembelian vaksin dengan bentuk kerja sama punya keuntungan tersendiri. Sebanyak 10 juta dosis bulk vaksin yang dikerjasamakan ditambah 1 juta dosis overfill (tambahan) bahan baku bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 5 juta warga.
"Kita bersyukur pemerintah cepat melakukan pendekatan, hingga pabrik vaksin kita bisa memproduksi walau bentuknya downstream," kata dia.
Baca: Total 29 Juta Vaksin Masuk Indonesia, Kemenkes Makin Optimistis Kendalikan Covid-19
Keuntungan bentuk pembelian bulk, kelebihan dosis overfill dapat diproses menjadi vaksin di luar barang yang dibeli. Jumlah vaksin yang diproduksi bisa lebih banyak dari yang dibeli. Selain itu, kelebihan produksi dapat diekspor jika target vaksinasi nasional telah tercapai.
Sebanyak 11 juta dosis vaksin covid-19 Sinovac tahap keempat tiba di Indonesia, Selasa, 2 Februari 2021. Terdiri dari 10 juta bahan baku vaksin dan 1 juta overfill (dosis tambahan).
Sejauh ini, Indonesia telah menerima vaksin covid-19 Sinovac dalam tiga tahap. Tahap pertama sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020, tahap kedua sebanyak 1,8 juta dosis, dan tahap ketiga sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021.
Indonesia telah menerima 29 juta dosis vaksin hingga pengiriman tahap empat. Seluruh bulk vaksin yang tiba akan diproduksi PT Bio Farma untuk mencapai target kebutuhan vaksinasi 181 juta target penerima.
Jakarta: Indonesia kembali menerima kiriman
bulk (bahan baku)
vaksin covid-19 dari Sinovac, Tiongkok. Sebanyak 11 juta dosis
bulk vaksin covid-19 tersebut langsung dikirim ke pabrik vaksin PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, untuk diproses menjadi vaksin siap pakai.
"Dalam proses pembuatan vaksin, ada dua proses. Proses
upstream dilakukan di Sinovac, Tiongkok. Sedangkan
downstream di
PT Bio Farma," kata pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi dalam
Breaking News Metro TV, Selasa, 2 Februari 2021.
Elizabeth mengakui proses produksi
downstream dari bahan baku menjadi vaksin siap suntik makan waktu sekitar empat minggu. Jadi, vaksin yang tiba tak bisa langsung didistribusikan.
Namun, pembelian vaksin dengan bentuk kerja sama punya keuntungan tersendiri. Sebanyak 10 juta dosis
bulk vaksin yang dikerjasamakan ditambah 1 juta dosis
overfill (tambahan) bahan baku bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 5 juta warga.
"Kita bersyukur pemerintah cepat melakukan pendekatan, hingga pabrik vaksin kita bisa memproduksi walau bentuknya
downstream," kata dia.
Baca:
Total 29 Juta Vaksin Masuk Indonesia, Kemenkes Makin Optimistis Kendalikan Covid-19
Keuntungan bentuk pembelian
bulk, kelebihan dosis
overfill dapat diproses menjadi vaksin di luar barang yang dibeli. Jumlah vaksin yang diproduksi bisa lebih banyak dari yang dibeli. Selain itu, kelebihan produksi dapat diekspor jika target vaksinasi nasional telah tercapai.
Sebanyak 11 juta dosis vaksin covid-19 Sinovac tahap keempat tiba di Indonesia, Selasa, 2 Februari 2021. Terdiri dari 10 juta bahan baku vaksin dan 1 juta
overfill (dosis tambahan).
Sejauh ini, Indonesia telah menerima vaksin covid-19 Sinovac dalam tiga tahap. Tahap pertama sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020, tahap kedua sebanyak 1,8 juta dosis, dan tahap ketiga sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021.
Indonesia telah menerima 29 juta dosis vaksin hingga pengiriman tahap empat. Seluruh
bulk vaksin yang tiba akan diproduksi
PT Bio Farma untuk mencapai target kebutuhan vaksinasi 181 juta target penerima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)