Pelacakan Kontak Terkendala Daya Ingat Pasien Korona

Jakarta: Pemerintah menemui kendala melacak kontak pasien positif virus korona (covid-19) mencari orang lain yang kemungkinan tertular maupun sumber penularan. Salah satu masalah yakni daya ingat pasien untuk mengetahui tempat yang dikunjungi. "Pasien yang sudah jelas-jelas positif tidak mampu mengingat dengan baik dalam 14 hari terakhir ketemu siapa dan di mana," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus korona Achmad Yurianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Maret 2020. Salah satu penularan yang masih gelap yakni pasien kasus 27. Pasalnya, pasien itu tidak bepergian ke luar negeri dan tak berkontak dengan pasien positif korona. "Saat ini masih memberikan tanda tanya local transmission-nya dari mana. Ini yang sedang kami tracking, bukan impor dan belum jelas bagian dan klaster yang lain," pungkas Yurianto. Untuk menyiasatinya, pemerintah menggencarkan edukasi terhadap masyarakat. Publik diharap tidak panik dalam merespons masuknya virus yang bertama kali muncul di Tiongkok ke Tanah Air. Hingga Selasa, 10 Maret 2020, ada 27 tujuh orang yang dinyatakan postif virus korona di Indonesia. Empat pasien di antaranya warga negara asing (WNA).  Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu, 8 Maret 2020. Foto: Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez Baca: Pasien Positif Korona Kasus 25 Meninggal Per hari ini, jumlah pasien positif turun menjadi 24 orang. Pasien kasus 06 dan 14 dinyatakan sembuh. Keduanya dipulangkan hari ini, tetapi diwajibkan menjalankan isolasi mandiri. Sementara itu, satu pasien WNA meninggal dalam perawatan, Rabu malam. Kondisinya memburuk lantaran menderita penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan paru obstruksi menahun.