Staf Ahli Mendes PDTT Bidang Pengembangan Ekonomi, Ratna Dewi Andriati. Foto: Dok. Kemendes PDTT
Staf Ahli Mendes PDTT Bidang Pengembangan Ekonomi, Ratna Dewi Andriati. Foto: Dok. Kemendes PDTT

Orang Tua Diimbau Bentengi Anak dari Paham Radikal

Pelangi Karismakristi • 14 Mei 2018 18:24
Jakarta:  Staf Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Bidang Pengembangan Ekonomi, Ratna Dewi Andriati mengungkapkan keprihatinannya melihat fenomena bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak.
 
"Saya prihatin atas insiden bom bunuh diri yang dilakukan seorang ibu yang membawa anak-anaknya ikut serta. Saya sedih sekali bagaimana seorang ibu mempengaruhi pikiran anak-anaknya untuk ikut serta melakukan tindakan terorisme," tutur Ratna dalam Seminar Parenting Membentuk Karakter Anak Menghadapi Tantangan Zaman yang digelar oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendes PDTT di Balai Makarti Muktitama, Jakarta, Senin 14 Mei 2018.
 
Oleh karenanya, dia meminta orang tua harus membentengi buah hatinya dari paham radikal. Peran orang tua dinilainya penting untuk mendorong dan mengontrol pondasi pendidikan anak. 

"Terlebih, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membuat orangtua harus semakin peka dalam menghadapi tantangan zaman. Bentengi anak-anak, sampaikan pendidikan yang bagus juga pendidikan akhlak dan agama," tegas Ratna mewakili Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo.
 
Ia lalu mencontohkan pola pendidikan anak yang dilakukan di Jepang dan Korea. Menurutnya, penting bagi keluarga untuk tetap mempertahankan aspek budaya di samping meningkatkan kualitas pendidikan.
 
"Apakah ibu-ibu bangga dengan guru asing? Boleh, asal kita harus ada landasan," tukasnya.
 
Sementara itu, pakar parenting dari Indonesia Heritage Foundation, Florence Yulisinta Jusung di hadapan 200 peserta seminar memaparkan, orangtua adalah arsitek bagi otak anak. Beberapa bagian otak kritis dibentuk pada usia dini.
 
Otak seorang anak menurutnya bagaikan spons. Oleh karena itu, orangtua harus mencontohkan perilaku yang baik. 
 
"Solusinya melindungi anak dari bahaya yaitu mengubah lingkungan pengasuhan dan pendidikan. Sebelum mendidik anak dengan penuh cinta, kita dulu yang harus memiliki cinta dan bahagia. Orangtua juga harus melek teknologi," kata Florence.
 
Hal senada juga diterangkan oleh motivator parenting Andriansyah. Dirinya mengamini bahwa perilaku anak dipengaruhi lingkungan dan teknologi.
 
Pada kesempatan tersebut, ia berpesan agar orang tua tak memberikan fasilitas teknologi seperti komputer dan telepon genggang di dalam kamar atau ruangan yang bersifat pribadi. 
 
"Saat ingin memberikan fasilitas (komputer atau telepon genggam), jangan sekali-kali memberikan izin dimasukkan ke dalam kamar anak. Letakkan teknologi tadi di tempat umum seperti ruang keluarga. Kedua, berikan komitmen bersama saat memberikan teknologi. Perlu dicatat, informasi terpenting adalah dari orang tuanya," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan