Jakarta: Sekitar 100 lukisan, karya foto, dan benda seni bernuansa Indonesia dipamerkan di Museum of Contemporary Art Berlin, Jerman. Sejumlah lukisan karya pelukis maestro seperti Raden Saleh, Walter Spies, Anak Agung Gede Soberat, dipamerkan dalam pameran seni bertajuk "Hello World" itu.
Dubes Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno mengapresiasi pameran ini. Menurut dia, lukisan dan karya seni Indonesia yang dipamerkan adalah bukti hubungan baik sosial budaya antara Indonesia dan Jerman yang telah terjalin sejak lama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
"Fakta ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk tetap bisa memelihara dan meningkatkan kerja sama seni dan budaya dalam konteks modern seperti saat ini," ungkap Oegroseno seperti dilansir Antara, Minggu, 29 juli 2018.
Dalam pameran ada lukisan pelukis Raden Saleh, yang pernah tinggal di Dresden, Jerman, pada pertengahan abad ke-19. Turut dipamerkan karyanya yang terkenal berjudul "Arab Horsemen Attack by a Lion".
Karya lainnya datang dari Walter Spies, seniman asal Dresden, Jerman. Spies pernah tinggal di Bali pada 1927 -1942 dan menjadi tokoh yang memperkenalkan Bali ke dunia.
Walter Spies tampak banyak terinspirasi dengan kelompok seniman Bali, Pitamaha. Hal ini terlihat pada karya-karyanya yang dipamerkan, antara lain "Sunlight in the Jungle" dan "Deer Hunt".
Berkat karya-karya Walter Spies, kata Oegroseno, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mengenal Bali. Sejumlah tokoh lawas terkenal telah mengunjungi Pulau Dewata, seperti Aktor Charlie Chaplin, Antropologist Margaret Meade, dan Musisi Colin Mcphee di sekitar 1930-an.
Lukisan termashur karya Anak Agung Gede Soberat, "Fisherman" dan "Deerhunt", yang dikoleksi orang Jerman, menambah rentetan lukisan Indonesia yang dipajang pada pameran tersebut. Tidak hanya itu, beberapa lukisan Bali gaya Kamasan, Ubud, Batuan, juga ikut dipamerkan di Museum ini.
Jakarta: Sekitar 100 lukisan, karya foto, dan benda seni bernuansa Indonesia dipamerkan di Museum of Contemporary Art Berlin, Jerman. Sejumlah lukisan karya pelukis maestro seperti Raden Saleh, Walter Spies, Anak Agung Gede Soberat, dipamerkan dalam pameran seni bertajuk "Hello World" itu.
Dubes Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno mengapresiasi pameran ini. Menurut dia, lukisan dan karya seni Indonesia yang dipamerkan adalah bukti hubungan baik sosial budaya antara Indonesia dan Jerman yang telah terjalin sejak lama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.
"Fakta ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk tetap bisa memelihara dan meningkatkan kerja sama seni dan budaya dalam konteks modern seperti saat ini," ungkap Oegroseno seperti dilansir
Antara, Minggu, 29 juli 2018.
Dalam pameran ada lukisan pelukis Raden Saleh, yang pernah tinggal di Dresden, Jerman, pada pertengahan abad ke-19. Turut dipamerkan karyanya yang terkenal berjudul "Arab Horsemen Attack by a Lion".
Karya lainnya datang dari Walter Spies, seniman asal Dresden, Jerman. Spies pernah tinggal di Bali pada 1927 -1942 dan menjadi tokoh yang memperkenalkan Bali ke dunia.
Walter Spies tampak banyak terinspirasi dengan kelompok seniman Bali, Pitamaha. Hal ini terlihat pada karya-karyanya yang dipamerkan, antara lain "Sunlight in the Jungle" dan "Deer Hunt".
Berkat karya-karya Walter Spies, kata Oegroseno, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mengenal Bali. Sejumlah tokoh lawas terkenal telah mengunjungi Pulau Dewata, seperti Aktor Charlie Chaplin, Antropologist Margaret Meade, dan Musisi Colin Mcphee di sekitar 1930-an.
Lukisan termashur karya Anak Agung Gede Soberat, "Fisherman" dan "Deerhunt", yang dikoleksi orang Jerman, menambah rentetan lukisan Indonesia yang dipajang pada pameran tersebut. Tidak hanya itu, beberapa lukisan Bali gaya Kamasan, Ubud, Batuan, juga ikut dipamerkan di Museum ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)