medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar berpendapat, teror bom yang terjadi di Madinah dan dua tempat lainnya di Arab Saudi, telah mengusik ketenangan umat beragama.
Ledakan bom yang berjarak sekitar 400-500 meter dari Komplek Masjid Nabawi itu kata dia semakin menggambarkan bahwa teror tidak lagi mengenal tempat dan waktu. Hal itu karena dilakukan di salah satu pusat kegiatan ibadah umat Islam dan menjelang Idul Fitri.
"Kekerasan ini telah menyentuh pusat aktivitas agama umat Islam yang sangat sensitif. Pemerintah Arab Saudi, khususnya, dan komunitas internasional, umumnya. Perlu usaha yang serius untuk mencegah beragam aksi lanjutan yang mungkin terjadi. Karena teror ini, sesungguhnya, merupakan upaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan ketakutan secara masif dan terencana," kata Rofi melalui siaran persnya, Selasa (5/7/2016).
Rofi juga menilai kejadian ledakan bom itu sebagai bentuk penyerangan terhadap area vital umat Islam, sebagaimana yang terjadi pula di Palestina dengan ragam terornya terhadap keberadaan Masjid Al-Aqsha.
Dia berpendapat, aksi-aksi teror terhadap pusat aktivitas umat Islam tentu akan sangat berbahaya dan berdampak buruk.
"Kekerasan melalui teror bom dan aksi penembakan di dunia, semakin masif akhir-akhir ini. Ironisnya kini bukan hanya menyasar objek vital atau fasilitas publik namun juga pusat kegiatan umat agama. Konteks dan motifnya sudah semakin kompleks," ujar politikus PKS ini.
Diketahui, bom bunuh diri Madinah terjadi tidak berselang lama dari aksi teror di Bangladesh dan renteten bom di Turki sebelumnya.
Sejauh ini Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah merilis identitas Pelaku bom bunuh diri sebelumnya di Jeddah sebagai Abdullah Kolzar Khan, seorang Warga Negara (WN) Pakistan.
"Jika diperhatikan secara seksama, kejadian tersebut seperti serial yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Saya harap juga media memberitakan kejadian ini secara proporsional dan berdasarkan nilai-nilai fairness (keadilan)," jelas Rofi.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Rofi Munawar berpendapat, teror bom yang terjadi di Madinah dan dua tempat lainnya di Arab Saudi, telah mengusik ketenangan umat beragama.
Ledakan bom yang berjarak sekitar 400-500 meter dari Komplek Masjid Nabawi itu kata dia semakin menggambarkan bahwa teror tidak lagi mengenal tempat dan waktu. Hal itu karena dilakukan di salah satu pusat kegiatan ibadah umat Islam dan menjelang Idul Fitri.
"Kekerasan ini telah menyentuh pusat aktivitas agama umat Islam yang sangat sensitif. Pemerintah Arab Saudi, khususnya, dan komunitas internasional, umumnya. Perlu usaha yang serius untuk mencegah beragam aksi lanjutan yang mungkin terjadi. Karena teror ini, sesungguhnya, merupakan upaya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan ketakutan secara masif dan terencana," kata Rofi melalui siaran persnya, Selasa (5/7/2016).
Rofi juga menilai kejadian ledakan bom itu sebagai bentuk penyerangan terhadap area vital umat Islam, sebagaimana yang terjadi pula di Palestina dengan ragam terornya terhadap keberadaan Masjid Al-Aqsha.
Dia berpendapat, aksi-aksi teror terhadap pusat aktivitas umat Islam tentu akan sangat berbahaya dan berdampak buruk.
"Kekerasan melalui teror bom dan aksi penembakan di dunia, semakin masif akhir-akhir ini. Ironisnya kini bukan hanya menyasar objek vital atau fasilitas publik namun juga pusat kegiatan umat agama. Konteks dan motifnya sudah semakin kompleks," ujar politikus PKS ini.
Diketahui, bom bunuh diri Madinah terjadi tidak berselang lama dari aksi teror di Bangladesh dan renteten bom di Turki sebelumnya.
Sejauh ini Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah merilis identitas Pelaku bom bunuh diri sebelumnya di Jeddah sebagai Abdullah Kolzar Khan, seorang Warga Negara (WN) Pakistan.
"Jika diperhatikan secara seksama, kejadian tersebut seperti serial yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Saya harap juga media memberitakan kejadian ini secara proporsional dan berdasarkan nilai-nilai fairness (keadilan)," jelas Rofi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)