Jakarta: Ide anak muda yang berlimpah mesti difasilitasi. Generasi Melek Politik (GMP) menggelar diskusi khusus milenial untuk menampung ide itu, khususnya terkait perumusan kebijakan pariwisata.
“Dengan tema ini, harapannya agar anak muda paham mengenai pentingnya politik di kehidupan sehari-hari," kata Direktur Eksekutif Yayasan Partisipasi Muda, Neildeva Despendya, dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Mei 2024.
Hal tersebut diungkap Neildeva dalam program Academia Politica bertajuk 'Eksploitatif VS Keberlanjutan' di Yogyakarta hari ini. Menurut dia, partisipasi anak muda dapat mengeksplor potensi wisata yang belum diangkat di Yogyakarta melalui perumusan kebijakan.
"Bahwa setiap partisipasi politik akan berdampak pada kehidupan bernegara dan bermasyarakat," kata Neildeva.
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Hasrul Hanif, yang menjadi pembicara dalam kegiatan itu mengamini pandangan Neildeva. Menurut dia, ada 4 indikator penting sustainable tourism (kerberlanjutan pariwisata), yaitu konservasi alam, pengelolaan limbah yang baik, konservasi budaya, dan penguatan dari ekonomi lokal.
“Selain itu, perlu adanya transparansi oleh para pembuat kebijakan mengenai pembangunan pariwisata dengan partisipasi aktif oleh masyarakat," kata Hasrul.
Puteri Remaja Indonesia dan Parlemen Remaja DPR Edelyne Mia Martanegara turut membahas bagaimana cara anak muda untuk ikut serta dalam sustainable tourism. Menurut dia, data dari National Benchmark Survey dari Kawula 17, sebanyak 69 persen anak muda menyatakan ingin berpartisipasi dalam isu lingkungan.
“Ada beberapa cara anak muda bisa ikut serta dalam sustainable tourism, mulai dari meningkatkan pengetahuan soal isu lingkungan, ikut kegiatan langsung, menyebarkan kegiatan lingkungan lewat media sosial, dan terlibat aktif di forum publik,” kata Edelyne.
Jakarta: Ide
anak muda yang berlimpah mesti difasilitasi. Generasi Melek Politik (GMP) menggelar diskusi khusus milenial untuk menampung ide itu, khususnya terkait perumusan kebijakan
pariwisata.
“Dengan tema ini, harapannya agar anak muda paham mengenai pentingnya politik di kehidupan sehari-hari," kata Direktur Eksekutif Yayasan Partisipasi Muda, Neildeva Despendya, dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Mei 2024.
Hal tersebut diungkap Neildeva dalam program Academia Politica bertajuk 'Eksploitatif VS Keberlanjutan' di Yogyakarta hari ini. Menurut dia, partisipasi anak muda dapat mengeksplor potensi wisata yang belum diangkat di Yogyakarta melalui perumusan kebijakan.
"Bahwa setiap partisipasi politik akan berdampak pada kehidupan bernegara dan bermasyarakat," kata Neildeva.
Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Hasrul Hanif, yang menjadi pembicara dalam kegiatan itu mengamini pandangan Neildeva. Menurut dia, ada 4 indikator penting sustainable tourism (kerberlanjutan pariwisata), yaitu konservasi alam, pengelolaan limbah yang baik, konservasi budaya, dan penguatan dari ekonomi lokal.
“Selain itu, perlu adanya transparansi oleh para pembuat kebijakan mengenai pembangunan pariwisata dengan partisipasi aktif oleh masyarakat," kata Hasrul.
Puteri Remaja Indonesia dan Parlemen Remaja DPR Edelyne Mia Martanegara turut membahas bagaimana cara anak muda untuk ikut serta dalam sustainable tourism. Menurut dia, data dari National Benchmark Survey dari Kawula 17, sebanyak 69 persen anak muda menyatakan ingin berpartisipasi dalam isu lingkungan.
“Ada beberapa cara anak muda bisa ikut serta dalam sustainable tourism, mulai dari meningkatkan pengetahuan soal isu lingkungan, ikut kegiatan langsung, menyebarkan kegiatan lingkungan lewat media sosial, dan terlibat aktif di forum publik,” kata Edelyne.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)