Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan jenis virus korona (covid-19) JN.1 sebagai 'varian yang menarik'. Menurut WHO, varian menunjukkan risiko rendah pada kesehatan masyarakat.
Meskipun strain tersebut dapat menghindari sistem kekebalan dan menular lebih mudah dibandingkan varian lain yang beredar saat ini, strain tersebut belum menunjukkan tanda-tanda penyakit yang lebih parah.
"Mungkin ada lebih banyak kasus dengan varian JN.1, tapi tidak menimbulkan risiko yang lebih besar," kata Andrew Pekosz, ahli virologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 20 Desember 2023.
JN.1 sebelumnya diklasifikasikan sebagai varian minat dari garis keturunan induknya BA.2.86, namun WHO kini telah mengklasifikasikannya sebagai varian minat terpisah.
Mirip dengan Subvarian EG.5
Covid JN.1 punya karakteristik mirip dengan subvarian EG.5 yang diklaim sudah masuk Indonesia lewat turis dan WNI yang pulang dari luar negeri.
Covid-19 Subvarian EG.5 merupakan mutasi virus SARS-CoV-2 lainnya. Subvarian EG.5 disebut memiliki satu mutasi baru pada protein lonjakannya (bagian yang memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel inang) yang berpotensi menghindari sebagian kekebalan yang diperoleh setelah infeksi atau vaksinasi.
Pihak Kemenkes menjelaskan subvarian EG memiliki ciri penyebaran yang cepat namun risiko kematian yang rendah.
Dari sisi karakteristik, dapat disimpulkan JN.1 dan EG.5 sama-sama memiliki gejala ringan dan tidak menimbulkan risiko besar. Namun keduanya punya karakter yang lebih gampang dan lebih cepat dalam hal penularan.
JN.1 pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada bulan September, menurut CDC. Sedangkan EG.5 sudah masuk Indonesia dan dilaporkan mencapai 359 kasus.
Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO) mengumumkan jenis virus korona (
covid-19) JN.1 sebagai 'varian yang menarik'. Menurut WHO, varian menunjukkan risiko rendah pada kesehatan masyarakat.
Meskipun strain tersebut dapat menghindari sistem kekebalan dan menular lebih mudah dibandingkan varian lain yang beredar saat ini, strain tersebut belum menunjukkan tanda-tanda penyakit yang lebih parah.
"Mungkin ada lebih banyak kasus dengan varian JN.1, tapi tidak menimbulkan risiko yang lebih besar," kata Andrew Pekosz, ahli virologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, dilansir dari
Malay Mail, Rabu, 20 Desember 2023.
JN.1 sebelumnya diklasifikasikan sebagai varian minat dari garis keturunan induknya BA.2.86, namun WHO kini telah mengklasifikasikannya sebagai varian minat terpisah.
Mirip dengan Subvarian EG.5
Covid JN.1 punya karakteristik mirip dengan subvarian EG.5 yang diklaim sudah masuk Indonesia lewat turis dan WNI yang pulang dari luar negeri.
Covid-19 Subvarian EG.5 merupakan mutasi virus SARS-CoV-2 lainnya. Subvarian EG.5 disebut memiliki satu mutasi baru pada protein lonjakannya (bagian yang memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel inang) yang berpotensi menghindari sebagian kekebalan yang diperoleh setelah infeksi atau vaksinasi.
Pihak Kemenkes menjelaskan subvarian EG memiliki ciri penyebaran yang cepat namun risiko kematian yang rendah.
Dari sisi karakteristik, dapat disimpulkan JN.1 dan EG.5 sama-sama memiliki gejala ringan dan tidak menimbulkan risiko besar. Namun keduanya punya karakter yang lebih gampang dan lebih cepat dalam hal penularan.
JN.1 pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada bulan September, menurut CDC. Sedangkan EG.5 sudah masuk Indonesia dan dilaporkan mencapai 359 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
