Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi (tengah) tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/3)/ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi (tengah) tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/3)/ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

FOKUS

Raja Salman dan Wisata Halal

Sobih AW Adnan • 02 Maret 2017 22:58
medcom.id, Jakarta: Indonesia? Sebelah mananya Bali?
 
Mungkin, pertanyaan itu tak lagi asing mampir di telinga para diaspora asal Indonesia. Atau juga, biasa menyasar promotor wisata.
 
Nama Bali, tampaknya lebih karib di mata dunia. Keelokannya nyaris membuat turis lupa, bahwa lokasi berjuluk Pulau Dewata itu hanya satu bagian dari banyaknya aset wisata potensial di Indonesia.
 
Kementerian Pariwisata sendiri mengakui keadaan ini. Pada pengujung 2016 lalu dilaporkan, dari 222 daerah yang disebut sebagai kawasan Perkembangan Pariwisata Nasional, cuma ada tiga kota yang paling dikenal pelancong mancanegara. Tentu, pertama, Bali, kemudian Jakarta dan Riau.
 
Raja Salman dan Bali
 
Masih dalam soal Bali, asyik juga jika dihubung-hubungkan dengan kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz ke Indonesia. Ketika agenda lawatan kenegaraannya bergilir ke Indonesia, ia lebih memilih Bali sebagai tempat istirahat dan pelesiran.
 
"Raja Salman bakal berkunjung selama sembilan hari. Tiga hari kunjungan kenegaraan resmi. Sisanya, berlibur ke Bali," ujar Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir di Jakarta, pekan lalu.
 
Pilihan Raja ini tidak bisa biasa saja. Lantaran jika menimbang wisman Bali asal Timur Tengah secara keumuman, Arab Saudi tak pernah tertangkap radar.
 
Raja Salman dan Wisata Halal
 
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali 2016 menunjukkan, dari total 4.485.137 turis yang singgah di Pulau Dewata, tiga besar diisi pelancong asal Australia, Tiongkok, dan Jepang. Bukan Timur Tengah, apalagi Saudi Arabia.
 
Pun sebaliknya, Timur Tengah, mungkin juga Arab Saudi, sebelumnya memang dikenal bukan wisman yang getol dengan sajian keindahan Pulau Bali. Mereka lebih memilih Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
 
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, tampaknya tak mau ambil pusing. Ia cuma bisa meyakini, kedatangan orang nomor 1 di Kerajaan Arab Saudi ini sudah barang tentu akan mengubah pola dan jumlah kunjungan wisman asal Timur Tengah.
 
"Raja Salman adalah tokoh akbar, dan ditokohkan di Timur Tengah," tutur Arief di Jakarta, Rabu 1 Maret 2017.
 
Jika tidak cuma menghitung bali, jumlah kunjungan wisman asal Timur Tengah di Indonesia cenderung meningkat. Pada 2015 saja, jumlah dari Arab Saudi mencapai 180 ribu. Sedangkan pada 2016, naik 30 persen menjadi 240 ribu orang.
 
"Pada 2017 ini Arief memasang target lebih tinggi. Naik 50 persen jadi 360 ribu," kata Arief.
 
Tapi, bagi Raja Salman, liburan cuma liburan. Tak ada kait pautnya dengan tawaran investasi yang hendak digelontorkan negara minyak itu.
 
Berbelok ke Lombok
 
Kabarnya, Raja Salman memutus untuk menggelontorkan investasi di Lombok, dengan menjadikan persinggahannya di Bali sebagai standar dan acuan.
 
"Akan ada pertemuan bisnis antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan pihak delegasi Arab Saudi," kata Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah S Thaib, yang didampingi PIC Mandalika, T. Rahmadi, dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Senin 27 Februari 2017.
 
Di Lombok, perusahaan Maarij Capital milik Kerajaan Arab Saudi tertarik untuk berinvestasi di bidang pariwisata halal.
 
Wisata halal, bukan platform mendadak khusus menyambut kedatangan Raja Salman. Kemasan ini sudah dipromosikan Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Puncaknya, pada 2016. Indonesia menyabet 12 penghargaan di World Halal Tourism Award di Dubai, Uni Emirat Arab. Termasuk, World's Best Halal Beach Resort: Novotel Lombok Resort & Villas.
 
Raja Salman dan Wisata Halal
Pantai Meninting, Batulayar, Lombok, NTB. Salah satu obyek yang ditetapkan sebagai lokasi wisata halal di Indonesia/MI/Galih Pradipta
 
Mengapa Lombok menjadi spesial bagi investasi wisata halal. Tidak sulit menjawabnya. Masyarakat Lombok dikenal sebagai muslim yang baik. Masyarakat Arab saudi juga mengenal warga Lombok. Tidak sedikit warga Lombok bekerja di Saudi. Tetapi yang paling mengundang minat barangkali sedikit beda. Lombok kini menjadi salah satu pusat wisata baru setelah Bali.
 
Lombok juga memiliki Bandara Internasional.  Bahkan, Lombok menjadi salah satu titik pemberangkatan jemaah haji di Indonesia. Singkat kata, Lombok tengah tumbuh menjadi emerging market of tourism. Dan, tidak salah jika Raja Salman menjatuhkan pilihan ke Lombok untuk menumbuhkan wisata halal.
 
Tak ada yang merugi dari setiap perjumpaan. Lombok jadi pilihan bagi Arab yang sudah begitu ingin berinvestasi selain minyak. Sementara bagi Indonesia, wisata halal secara tak langsung sudah di-endorse Sang Raja.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SBH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan