Suasana kantor First Travel saat pembayaran biaya tambahan, Jumat 21 April 2017. Foto-foto: Metrotvnews.com/Arga Sumantri
Suasana kantor First Travel saat pembayaran biaya tambahan, Jumat 21 April 2017. Foto-foto: Metrotvnews.com/Arga Sumantri

Sengkarut Pemberangkatan Umrah di First Travel

Arga sumantri • 27 April 2017 15:04
medcom.id, Jakarta: Berangkat umrah ke Tanah Suci barang tentu impian seluruh umat Islam. Cuma, tak semua bisa menjelmakan mimpi itu karena faktor biaya.
 
Jemaah sekurang-kurangnya harus mengantongi Rp19 juta untuk bisa berziarah ke Tanah Suci. Bagi kalangan atas, boleh jadi duit sebesar itu tak jadi soal. Tapi, beda cerita buat mereka yang berkantong cekak.
 
Belakangan, salah satu biro perjalanan umrah berlabel First Travel bak memberi angin segar. Ia mematok harga umrah murah dengan embel-embel promo. Cukup dengan Rp14,3 juta, jemaah bisa berhaji kecil.

Salah satu ketentuannya, jemaah umrah promo lewat First Travel baru bisa berangkat satu tahun setelah pelunasan biaya. Kebijakan itu rupanya tak jadi soal bagi mereka yang punya niat berangkat ke Tanah Suci. Biro perjalanan umrah itu pun selalu dibanjiri peminat.
 
Di awal 2017, First Travel kesandung masalah. Ratusan jemaah umrah promo First Travel yang sudah membayar sejak tahun lalu, tertunda keberangkatannya.
 
(Baca juga: Ratusan Jemaah Umrah Tertunda, Ditjen PHU Panggil First Travel)
 
Jumat 21 April 2017, Metrotvnews.com menyambangi kantor cabang yang berlokasi di GKM Green Tower lantai, Jalan T.B. Simatupang, Jakarta Selatan.
 
Tepat di lantai 16, sejumlah konsumen tengah mengantre. Beberapa konsumen mengaku datang buat membayar uang tambahan sebesar Rp2,5 juta per kepala, agar bisa diberangkatkan umrah pada Mei sampai Juni tahun ini.
 
"Setelah kita bayar, kita masuk daftar pemberangkatan Mei-Juni, tanggal 25 April pengumumannya," kata salah satu konsumen First Travel bernama Kartini.
 
Akibat Persaingan Bisnis?
 
Usut punya usut, kesulitan First Travel dalam mengurus visa jemaahnya lantaran diboikot empat asosisasi biro perjalanan umrah di Tanah Air. Pemboikotan dilakukan lantaran First Travel ogah menyetarakan harga umrah sesuai kesepakatan asosiasi yang mematok harga di kisaran Rp17 juta - Rp 20 juta.
 
(Baca juga: Wakil Ketua Komisi VIII Minta Kemenag Cabut Izin First Travel)
 
Seorang konsumen First Travel, yang enggan menyebutkan identitasnya, memberikan sebuah foto selebaran. Selebaran berisi penjelasan manajemen soal penundaan keberangkatan. Sumber Metrotvnews.com itu mengaku, dapat selebaran itu dari agen atau perantara yang membantunya dalam proses pendaftaran umrah ke First Travel.
 
Berikut isi selebaran tersebut:
 
Bismillah
 
Assalamualaikum Wr. Wb
 
Para jamaah yang dirahmati Allah
 
Pada kesempatan ini kami sampaikan, bahwa FT (First Travel-red) sedang mendapat ujian dari Allah. Dimulai dari Desember (2016), di mana FT dipaksa 4 asosiasi umrah untuk menaikkan harga paket dari Rp14,3 juta menjadi Rp17 juta. Tapi FT (First Travel) tidak mau dan tetap memberlakukan paket promo murah.
 
Cobaan datang lagi pada Januari (2017). FT diboikot maskapai lokal karena tetap pada kebijakannya, sehingga sejak Januari keberangkatan FT hanya menggunakan maskapai luar, yakni Emirates, Etihad Airways, dan Saudi Airline. Ini mengakibatkan sistem keberangkatan jemaah kacau.
 
Pada Februari, kami diberitahu, bahwa keberangkatan jemaah dengan pemberangkatan Maret s.d Agustus 2017, akan terjadi penundaan keberangkatan menjadi November s.d Desember.
 
Kami selaku agen, berjuang bersama agen seluruh Jawa Timur dan seluruh Indonesia untuk mengusahakan agar jemaah tetap bisa ada yang diberangkatkan periode Februari s.d Mei. Akhirnya kita mendapat kabar baik dengan mendapat jadwal tanggal 24 April 2017 untuk 45 pax.
 
Sampai akhirnya FT benar-benar diboikot oleh 4 asosiasi umrah, sehingga pengurusan visa jemaah tidak bisa dilakukan karena KBSA (Kedutan Besar Arab Saudi-red) menerapkan aturan bahwa visa harus melalui asosiasi umrah.
 
Di balik ujian itu, muncul solusi dari Saudi Airline, mereka bisa menguruskan visa jemaah FT dengan catatan mereka harus mencarter pesawat Saudi untuk keberangkatan jemaah FT. Konsekuensi dari hal itu, maka mengakibatkan harga jadi bertambah karena harga carter lebih mahal daripada harga tiket promo. Untuk itu FT memberikan solusi kepada jemaah.
 
1. Jemaah yang tetap mau diberangkatkan di bulan Mei-Juni, bisa menambah Rp2,5 jt
 
2. Jemaah yang tidak mau menambah diharapkan bisa menunggu keberangkatan di November-Desember 2017
 
3. Bagi jemaah yang tidak mau menunggu dan tidak mau menambah, bisa mengajukan REFUND dengan waktu pengembalian 30 hari - 90 hari kerja.
 
Saya selaku agen, sudah berusaha semaksimal yang saya bisa. Tapi takdir Allah berkata lain dan ini sudah di luar kemampuan kami selaku agen. Selanjutnya kami serahkan kepada jemaah untuk memilih mana yang terbaik untuk jemaah. Semoga Allah memberikan petunjuk bagi kita semua.
 
Wassalamualaikum wr. wb.

 
(Baca juga: Cerita Konsumen First Travel yang tak Kunjung Berangkat Umrah)
 
Metrotvnews.com juga mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari manajemen First Travel. Isi SK melampirkan enam poin keputusan manajemen menghadapi masalah penundaan keberangkatan jemaah. Inti dari enam poin kebijakan dalam SK yang diteken Presiden Direktur First Travel, Andika Surachman, serupa dengan selebaran pemberitahuan yang disampaikan agen pada jemaah. Terlampir pada SK, pembayaran dana tambahan dimulai pada 17 April hingga 21 April 2017.
 
Sabtu 22 April 2017, manajemen First Travel mengamini soal kebijakan itu lewat konferensi pers. Dana tambahan disebut untuk membayar pesawat sewaan. Manajemen juga menegaskan, seluruh jemaah yang telah membayar dana tambahan diberangkatkan pada Mei-Juni 2017.
 
"Kita pastikan start keberangkatan 1 Mei yang termasuk ke dalam 4.500 kuota," kata salah satu pimpinan First Travel, Anniesa Hasibuan.
 
(Baca juga: Umrah tak Pasti, Konsumen Tetap Percaya First Travel)
 
Anniesa juga mengatakan, penundaan keberangkatan jemaah umrah promo terjadi karena First Travel kesulitan mendapatkan visa bagi para jemaah. "Proses itu (pembuatan visa) sangat sulit. Kami tidak tahu kenapa dan siapa yang membuat sulit, dan kenapa kami disulitkan," ucap Anniesa.
 
Tak Terdaftar di Asosiasi Penyelenggara Umrah
 
Biro perjalanan umrah First Travel diketahui tidak terdaftar di keanggotan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri). Lembaga itu merupakan salah satu organisasi biro perjalanan haji dan umrah tertua di tanah air.
 
First Travel diketahui bergerak di bawah naungan PT First Anugerah Karya Wisata. Nah, nama perusahaan itu tidak ada dalam daftar keanggotaan di laman Amphuri.org. Total, Amphuri memiliki sekitar 230 anggota sampai 2017 ini.
 
"Benar. Bukan hanya di Amphuri. Tapi di empat asosiasi yang ada," kata salah satu petinggi Amphuri kepada Metrotvnews.com.
 
(Baca juga: Standar Biaya Umrah Minimal Rp19 Juta)
 
Namun, First Travel masih terdaftar dalam anggota penyelenggara umrah resmi berizin di Kementerian Agama. Dalam situs resmi Kemenag, nama perusahan First Travel masuk bersama ratusan biro perjalanan umrah lainnya.
 
Selain Amphuri, sedianya ada tiga asosiasi penyelenggara umrah lain yang tercatat resmi di pemerintah. Ketiganya yakni, Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), dan Kesatuan Tour Travel Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kesthuri).
 
Anggota Dewan Kehormatan Amphuri, Budi Firmansyah mengatakan, salah satu pentingnya sebuah biro perjalanan masuk asosiasi, buat mempermudah pembinaan. Mengingat, mengelola usaha biro perjalanan umrah bukan cuma memikirkan bisnis.
 
Asosiasi, kata Budi, menerapkan standar pelayanan minimal (SPM) bagi anggotanya. Ada juga kode etik yang dijunjung demi memberikan pelayanan maksimal pada jemaah.
 
(Baca juga: Ini Alasan First Travel Sulit Memberangkatkan Umrah)
 
Kedutaan besar, kata dia, juga mempercayakan pada asosiasi agar lebih tertib dan dinamis dalam pengurusan visa. Sebab itu, tanggung jawab asosiasi, kata dia, juga berat.
 
"Ada travel yang ajukan tiket bodong misalnya, yang kena asosiasi juga," kata pria yang juga pemilik salah satu biro perjalanan haji dan umrah itu.
 
Budi mendengar informasi, masalah yang ada di First Travel lantaran kesulitan dalam mengurus visa. Menurut dia, biasanya, kedutaan punya pertimbangan khusus ketika mengeluarkan visa bagi satu biro perjalanan.
 
"Syarat visa (keluar dari Kedutaan) adalah harus ada pesawat dan hotel," ucap Budi.
 
(Baca juga: Bayar Rp2,5 Juta, First Travel Pastikan Jemaah Berangkat Bulan Depan)
 
Saat coba dikonfirmasi, Presiden Direktur First Travel, Andika Surachman, enggan berkomentar. Dia menyebut klarifikasi soal masalah di travel yang digawanginya sudah cukup saat melakukan konferensi pers akhir pekan lalu. "Tidak ada lagi statement," kata Andika singkat kepada Metrotvnews.com.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan