medcom.id, Jakarta: Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, sebetulnya untuk mengenang perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pada tanggal itu di tahun 1928 berlangsung Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta.
Tetapi di dalam prakteknya, peringatan Hari Ibu di Indonesia tak ubahnya Mother's Day yang dipopulerkan Amerika Serikat. Di sana peringatan tersebut berangkat dari aksi Anna Jarvis, seorang warga Grafton, West Virginia, membuat upacara untuk mengenang kematian ibundanya.
Beberapa tahun belakangan ini, setiap Hari Ibu tiba, perbincangan yang terjadi bukan lagi soal peningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan, anti perdagangan manusia juga pernikahan. Sama seperti semangat peringatan Kongres Pemuda yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober.
Hari Ibu lebih dimaknai waktu pengingat kasih sayang ibu atau perempuan yang melahirkan. Ibu tersayang adalah yang melahirkanku, merawatku dengan penuh kasih sayang.
Semangat ini yang lebih masyarakat pahami. Jadilah Hari Ibu tak ubahnya Mother's Day.
Apakah ini masalah? Penghilangan makna perjuangan nasional perempuan Indonesia?
Sebetulnya tidak juga sih. Indonesia punya Hari Kartini yang semangatnya adalah mengobarkan perjuangan kaum perempuan.
Di sisi lain antusiasme Mother's Day ini bisa diartikan sebagai ungkapan syukur Indonesia terhadap Kongres Perempuan yang pertama itu. Tanpanya, boleh jadi bangsa kita tidak punya momentum pengingat kasih sayang Ibu.
Selamat Hari Ibu.
medcom.id, Jakarta: Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, sebetulnya untuk mengenang perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pada tanggal itu di tahun 1928 berlangsung Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta.
Tetapi di dalam prakteknya, peringatan Hari Ibu di Indonesia tak ubahnya Mother's Day yang dipopulerkan Amerika Serikat. Di sana peringatan tersebut berangkat dari aksi Anna Jarvis, seorang warga Grafton, West Virginia, membuat upacara untuk mengenang kematian ibundanya.
Beberapa tahun belakangan ini, setiap Hari Ibu tiba, perbincangan yang terjadi bukan lagi soal peningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan, anti perdagangan manusia juga pernikahan. Sama seperti semangat peringatan Kongres Pemuda yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober.
Hari Ibu lebih dimaknai waktu pengingat kasih sayang ibu atau perempuan yang melahirkan. Ibu tersayang adalah yang melahirkanku, merawatku dengan penuh kasih sayang.
Semangat ini yang lebih masyarakat pahami. Jadilah Hari Ibu tak ubahnya Mother's Day.
Apakah ini masalah? Penghilangan makna perjuangan nasional perempuan Indonesia?
Sebetulnya tidak juga sih. Indonesia punya Hari Kartini yang semangatnya adalah mengobarkan perjuangan kaum perempuan.
Di sisi lain antusiasme Mother's Day ini bisa diartikan sebagai ungkapan syukur Indonesia terhadap Kongres Perempuan yang pertama itu. Tanpanya, boleh jadi bangsa kita tidak punya momentum pengingat kasih sayang Ibu.
Selamat Hari Ibu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)