"Saya kan berpacu dengan waktu. Semakin dibiarkan semakin mundur (kondisi memburuk) kan," kata Santi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2022.
Dia menyampaikan kondisi Pika semakin memburuk jika mengalami kejang. Bahkan, sudah ada penderita cerebral palsy yang meninggal karena tidak bisa menggunakan ganja medis di Indonesia.
"Sudah ada yang meninggal juga kan, Musa (anak pemohon uji materi larangan ganja untuk medis di Indonesia)," ungkap dia.
Dia menyampaikan ganja medis sangat dibutuhkan. Setidaknya untuk mengurangi dampak dari penyakit kelainan kongenital pada gerakan, otot, atau postur.
Dia tak hanya menunggu legalisasi penggunaan ganja medis. Dia sudah memberikan obat pereda kejang selama tujuh tahun kepada anaknya.
"Itu bukan waktu yang singkat," sebut dia.
Berobat ke Luar Negeri
Dia bukan tak mau membawa anaknya ke negara yang sudah melegalkan penggunaan ganja untuk medis. Tapi, dia terkendala biaya dan sulit membawa Pika ke luar negeri."Bukan hal mudah membawa Pika keluar. Jadi harus banyak yang dipikirkan untuk membawa anak berkebutuhan khusus keluar," ujar dia.
Baca: Kondisi Vika yang Butuh Ganja Medis, Sepekan Bisa 2 Kali Kejang-kejang |
Santi berharap pembuat kebijakan segera merespons aspirasinya. Sehingga, penggunaan ganja medis menjadi jalan keluar kendala para penderita cerebral palsy di Indonesia.
"Jadi ibu-ibu dari seluruh Indonesia pun bisa gampang mendapatkannya. Bukan hanya buat anak saya. Enggak usah jauh-jauh ke luar negeri," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id