Jakarta: Kementerian Kesehatan menyebut sebanyak 74 persen kasus covid-19 omicron sudah divaksin lengkap, dan 80 persen di antaranya tanpa gejala hingga gejala ringan, serta 69 persen kasus adalah WNI. Meski demikian, sudah ada WNI terdeteksi di Tanah Air yang tidak punya riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri, namun positif covid-19 varian Omicron.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menyebut hal tersebut tidak mungkin terjadi. Amin menyebut transmisi lokal pasti ada sumbernya, namun sumber itu sebagian besar memang tidak terdeteksi.
“Orang yang membawa virus Omicron bisa saja tidak memiliki gejala apapun, dan juga PCR-nya bisa masih negatif sehingga mereka bisa saja tidak dianggap sebagai orang yang membawa virus,” ujar Amin dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Jumat, 31 Desember 2021.
Amin menjelaskan varian Omicron tidak serta merta membuat terjadinya pembekuan atau pengentalan darah. Pembekuan darah dapat terjadi pada semua varian covid-19, apalagi terhadap pasien dalam kondisi sedang ke berat.
Selain itu, masa inkubasi varian Omicron dikatakan lebih pendek atau hanya sekitar 72 jam. Amin mengatakan hal ini justru memudahkan untuk dideteksi.
“Kalau masa inkubasinya lebih pendek, kemudian menimbulkan gejala dalam waktu yang relatif singkat, itu lebih memudahkan deteksinya. Yang menyulitkan kalau masa inkubasi panjang, dan selama masa inkubasi sama sekali tidak ada gejala, dan PCR nya pun negatif,” jelas Amin.
Amin menyarankan agar penjagaan di pintu masuk Indonesia semakin diperketat. Kemudian, masa karantina juga perlu diperpanjang, sebagai upaya untuk menangkap kasus kasus yang membawa Omicron.
Amin juga meminta Pemerintah untuk menuntaskan program vaksinasi. Semua orang dipastikan harus divaksinasi karena WHO menyebut satu dosis vaksinasi jauh lebih baik daripada tidak vaksinasi sama sekali .
“Program vaksinasi harusnya dituntaskan, semakin banyak orang divaksinasi baik yang pertama dan kedua. Booster dapat meningkatkan kadar antibodi dalam tubuh tetapi yang diutamakan yaitu semakin banyak orang divaksinasi,” ucap Amin. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta:
Kementerian Kesehatan menyebut sebanyak 74 persen kasus covid-19 omicron sudah divaksin lengkap, dan 80 persen di antaranya tanpa gejala hingga gejala ringan, serta 69 persen kasus adalah WNI. Meski demikian, sudah ada WNI terdeteksi di Tanah Air yang tidak punya riwayat perjalanan ke luar negeri dan tidak ada kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri, namun positif
covid-19 varian Omicron.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menyebut hal tersebut tidak mungkin terjadi. Amin menyebut transmisi lokal pasti ada sumbernya, namun sumber itu sebagian besar memang tidak terdeteksi.
“Orang yang membawa virus Omicron bisa saja tidak memiliki gejala apapun, dan juga PCR-nya bisa masih negatif sehingga mereka bisa saja tidak dianggap sebagai orang yang membawa virus,” ujar Amin dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Jumat, 31 Desember 2021.
Amin menjelaskan varian Omicron tidak serta merta membuat terjadinya pembekuan atau pengentalan darah. Pembekuan darah dapat terjadi pada semua varian covid-19, apalagi terhadap pasien dalam kondisi sedang ke berat.
Selain itu, masa inkubasi varian Omicron dikatakan lebih pendek atau hanya sekitar 72 jam. Amin mengatakan hal ini justru memudahkan untuk dideteksi.
“Kalau masa inkubasinya lebih pendek, kemudian menimbulkan gejala dalam waktu yang relatif singkat, itu lebih memudahkan deteksinya. Yang menyulitkan kalau masa inkubasi panjang, dan selama masa inkubasi sama sekali tidak ada gejala, dan PCR nya pun negatif,” jelas Amin.
Amin menyarankan agar penjagaan di pintu masuk Indonesia semakin diperketat. Kemudian, masa karantina juga perlu diperpanjang, sebagai upaya untuk menangkap kasus kasus yang membawa Omicron.
Amin juga meminta Pemerintah untuk menuntaskan program vaksinasi. Semua orang dipastikan harus divaksinasi karena WHO menyebut satu dosis vaksinasi jauh lebih baik daripada tidak vaksinasi sama sekali .
“Program vaksinasi harusnya dituntaskan, semakin banyak orang divaksinasi baik yang pertama dan kedua. Booster dapat meningkatkan kadar antibodi dalam tubuh tetapi yang diutamakan yaitu semakin banyak orang divaksinasi,” ucap Amin. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)