Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Peristiwa ini berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 22-24 Juli 2021.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Selatan-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, perairan selatan Jawa, Laut Jawa, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru," kata kata Deputi bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 22 Juli 2021.
Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Selat Malaka bagian utara, perairan timur P. Simeulue-Kepulauan Mentawai, Laut Natuna utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Gelasa, Laut Jawa, perairan selatan dan timur Kalimantan, perairan Kotabaru, Laut Bali, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, perairan Kepulauan Talaud, perairan Bitung-Likupang.
Laut Maluku bagian utara, perairan Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, perairan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Laut Sawu, Laut Flores bagian timur, perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, perairan Kepulauan Banggai-Kep. Sula, perairan P. Buru-P. Ambon-P. Seram, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kei-Kepulauan Aru, perairan Raja Ampat bagian utara, Laut Arafuru.
Baca: Kemensos Diminta Antisipasi Skenario Terburuk Gempa-Tsunami Pacitan
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Sumatra, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-P. Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Banten-NTT, Laut Sulawesi bagian tengah dan barat, perairan timur Kepulauan Sitaro, perairan selatan Sangihe.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. BMKG selalu mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.
Selanjutnya, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m, kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tegasnya.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Peristiwa ini berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 22-24 Juli 2021.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Selatan-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara Sabang, perairan selatan Jawa, Laut Jawa, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru," kata kata Deputi bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 22 Juli 2021.
Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Selat Malaka bagian utara, perairan timur P. Simeulue-Kepulauan Mentawai, Laut Natuna utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Gelasa, Laut Jawa, perairan selatan dan timur Kalimantan, perairan Kotabaru, Laut Bali, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, perairan Kepulauan Talaud, perairan Bitung-Likupang.
Laut Maluku bagian utara, perairan Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, perairan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Laut Sawu, Laut Flores bagian timur, perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, perairan Kepulauan Banggai-Kep. Sula, perairan P. Buru-P. Ambon-P. Seram, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kei-Kepulauan Aru, perairan Raja Ampat bagian utara, Laut Arafuru.
Baca:
Kemensos Diminta Antisipasi Skenario Terburuk Gempa-Tsunami Pacitan
Kemudian,
gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Sumatra, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-P. Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Banten-NTT, Laut Sulawesi bagian tengah dan barat, perairan timur Kepulauan Sitaro, perairan selatan Sangihe.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. BMKG selalu mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter.
Selanjutnya, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m, kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)