Ilustrasi vaksin. Foto: Dok/Medcom
Ilustrasi vaksin. Foto: Dok/Medcom

Antibodi Vaksinasi Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan, Ini Kata Epidemiolog

MetroTV • 29 Juli 2021 21:22
Jakarta: Kadar antibodi vaksin Sinovac setelah 6 bulan penyuntikkan vaksin kedua ditemukan mengalami penurunan. Hal ini ditemukan berdasarkan riset di dua negara yakni Tiongkok dan Indonesia.
 
Juru Bicara Kementrian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui mengenai fakta penurunan antibodi tersebut. Namun Nadia memastikan, Sinovac masih efektif untuk memerangi covid 19. Menurutnya, orang yang telah divaksin membutuhkan booster.
 
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, untuk mencapai herd immunity tampaknya masih jauh. Karena hingga bulan ke-6 program vaksinasi nasional baru mencapai 8,7% mendapatkan dosis kedua.

"Mengingat efikasi dari vaksin Sinovac adalah 65,3%  Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan dibutuhkan vaksin penguat untuk dosis ketiga dengan efikasi yang lebih tinggi," kata Presenter Metro TV Naila Husna dalam program NewsLine, Kamis 29 Juli 2021.
 
Epidemiolog menangapi mengenai hasil penelitian sejumlah negara dan juga Kemenkes, antibodi dari Sinovac menurun setelah 6 bulan pasca penyuntikan vaksinasi kedua.
 
"Menurut saya kita harus mempunyai rencana yang benar terhadap sjumlah vaksin tersebut," ujar epidemiolog Tri Yunis Miko.
 
Yunis juga mengatakan, rencana diperlukan yaitu dengan menurunkan jumlah kasus covid-19 melaui pemberian dosis vaksin di atas 60%. Karena menurutnya hal tersebut telah berhasil di berbagai negara.
 
Jika target sudah dicapai oleh Indonesia, lanjut Yunis, pemerintah dapat membuat rencana ulang agar booster dapat segera diberikan. Rencana ulang dimaksudkan dengan menetapkan jenis vaksin yang digunakan.
 
"Indonesia harus menetapkan dua jenis vaksin apakah Sinovac, Sinofarm, Astrazeneca, karena kita harus menemukan vaksin dengan cara kerja yang sama, dan memilih efekasinya besar," kata Tri Yunis. (Taris Dwi Aryani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan